Al-Qaeda Yaman Ancam Donald Trump dan Elon Musk terkait Perang Gaza


Kelompok Al-Qaeda Yaman yang dianggap paling berbahaya, telah mengancam Presiden AS Donald Trump dan miliarder Elon Musk terkait perang Israel di Jalur Gaza. Hal ini terungkap dalam pesan video pertama kelompok tersebut sejak mengalami perubahan kepemimpinan tahun lalu.

Pesan video berdurasi setengah jam yang disampaikan Pemimpin Cabang Al-Qaeda di Yaman Saad bin Atef al-Awlaki dan tersebar daring sejak Sabtu (7/6/2025) pagi melalui para pendukung al-Qaeda di Jazirah Arab, juga memuat seruan bagi militan serigala tunggal untuk membunuh para pemimpin di Mesir, Yordania dan negara-negara Teluk Arab atas perang yang telah menghancurkan Gaza.

Video pidato al-Awlaki memperlihatkan gambar Trump dan Musk, serta Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Video tersebut juga memuat gambar logo perusahaan Musk, termasuk produsen mobil listrik Tesla. “Tidak ada garis merah setelah apa yang terjadi dan sedang terjadi pada rakyat kami di Gaza,” kata al-Awlaki. “Timbal balik adalah sah.”

Cabang Al-Qaeda di Yaman Dianggap Paling Berbahaya

Meskipun diyakini telah melemah dalam beberapa tahun terakhir karena pertikaian internal dan dugaan serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan para pemimpinnya, kelompok yang dikenal dengan akronim AQAP dianggap sebagai cabang al-Qaeda paling berbahaya. Kelompok ini masih beroperasi setelah pembunuhan pendirinya, Osama bin Laden, pada tahun 2011 oleh pasukan Angkatan Laut AS. Osama dituduh mendalangi serangan 11 September 2001 (9/11). 

Pada 2022, serangan pesawat nirawak AS di Afghanistan menewaskan penerus bin Laden, Ayman al-Zawahri, yang juga membantu merencanakan 9/11. Serangan 11 September kemudian menjadi awal perang selama puluhan tahun oleh AS di Afghanistan dan Irak, dan memicu kebangkitan kelompok Negara Islam.

Al-Awlaki sudah dihargai sebesar US$6 juta oleh Washington bagi siapa saja yang memberikan informasi tentang pria tersebut. Washington mengatakan al-Awlaki secara terbuka menyerukan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya. Ia menggantikan pemimpin AQAP Khalid al-Batarfi, yang kematiannya diumumkan oleh kelompok tersebut pada tahun 2024.

AQAP memanfaatkan perang Israel di Gaza setelah pemberontak Houthi Yaman melakukan hal yang sama. Kelompok yang didukung Iran tersebut telah melancarkan serangan rudal ke Israel dan menargetkan kapal-kapal komersial yang bergerak melalui koridor Laut Merah, serta kapal-kapal perang Amerika. 

Angkatan Laut AS menggambarkan kampanye mereka melawan Houthi sebagai pertempuran paling sengit yang pernah mereka hadapi sejak Perang Dunia II. Pemerintahan Trump juga melancarkan kampanye serangan gencarnya terhadap Houthi dan berakhir sebelum lawatan presiden baru-baru ini ke Timur Tengah.

Profil internasional Houthi meningkat karena kelompok itu masih terperosok dalam perang Yaman yang telah lama menemui jalan buntu. Al-Awlaki mungkin bertaruh hal yang sama untuk kelompoknya, yang menurut perkiraan para ahli PBB memiliki antara 3.000 hingga 4.000 pejuang aktif dan anggota pasif. 

Kelompok Syiah Zaydi Houthi sebelumnya membantah bekerja sama dengan AQAP, kelompok ekstremis Sunni. Namun, penargetan AQAP terhadap kelompok Houthi telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, sementara para militan terus menyerang pasukan koalisi pimpinan Saudi yang telah memerangi kelompok Houthi.

“Seiring dengan meningkatnya popularitas Houthi sebagai pemimpin ‘perlawanan dunia Arab dan Muslim’ terhadap Israel, al-Awlaki berupaya menantang dominasi mereka dengan menampilkan dirinya sebagai pihak yang sama-sama peduli terhadap situasi di Gaza,” kata Mohammed al-Basha, seorang pakar Yaman dari firma penasihat risiko Basha Report.

“Bagi komunitas keamanan nasional dan kebijakan luar negeri yang semakin tidak peduli dengan Yaman, video ini adalah pengingat yang jelas: Yaman masih penting,” tabah al-Basha.