Saga pelatih di Serie A memasuki babak baru. Massimiliano Allegri dikabarkan resmi kembali ke AC Milan setelah menyetujui kontrak berdurasi tiga tahun dengan bayaran sekitar €5 juta per musim (setara dengan Rp88 miliar per tahun atau Rp264 miliar untuk durasi penuh).
Ini menandai kembalinya Allegri ke San Siro setelah satu dekade, usai masa kepelatihan pertamanya berakhir pada 2014.
Laporan dari Sportmediaset pada Kamis (29/5) menyebut kesepakatan telah tercapai dan Allegri akan membawa Simone Padoin sebagai asisten pelatih, mengikuti jejak kolaborasi mereka di Juventus.
Napoli Kehilangan Momentum, Milan Menang Cepat
Keputusan Allegri bergabung dengan Rossoneri terjadi di tengah ketidakpastian Napoli, yang sempat menjajaki Allegri sebagai opsi pengganti Antonio Conte—jika sang pelatih memilih hengkang. Namun, Napoli justru sibuk merayu Conte untuk bertahan dengan janji investasi besar-besaran senilai €200 juta.
Alih-alih menunggu kepastian dari Naples, Milan langsung tancap gas dan berhasil merebut Allegri lebih dulu. Strategi agresif ini memperlihatkan bahwa manajemen Milan tidak ingin kehilangan arah setelah musim yang inkonsisten di bawah Stefano Pioli.
Kembali ke Rumah Lama, Bawa Misi Baru
Allegri sebelumnya mempersembahkan satu gelar Serie A dan Supercoppa Italiana bagi Milan antara 2010-2014. Kini, ia diharapkan bisa menghidupkan kembali dominasi Milan di kancah domestik dan Eropa—sebuah tantangan besar mengingat persaingan Serie A kian padat dengan Napoli, Inter, Juventus, dan Roma terus berbenah.
Sebelumnya Allegri terakhir menukangi Juventus yang terus menuai hasil buruk pada 2024. ”Si Nyonya Besar” sudah tidak pernah memetik kemenangan dalam enam pertandingan terakhir.
Walau didera serangkaian hasil buruk di liga, Juventus menjelma menjadi sosok yang berbeda di Piala Italia. Dalam sejarahnya, Juventus adalah klub tersukses di turnamen tersebut dengan koleksi 14 trofi. Kemenangan atas Atalanta mempertebal dominasi Juventus menjadi 15 trofi.
Keberhasilan pada musi tersebur juga engantarkan Allegri sebagai pelatih tersukses di Piala Italia dengan raihan lima trofi. Ia melampaui pencapaian dua pelatih lainnya, yaitu Roberto Mancini dan Sven-Goran Eriksson yang telah mengoleksi empat trofi.