News

Anak Muda Masih “Buta” Soal Pemilu

Kalangan anak muda disebut masih “buta” alias membutuhkan banyak informasi terkait pemilu. Padahal, penyelenggaraan Pemilu 2024 tinggal satu tahun lagi.

“Satu tahun menjelang pencoblosan, masih banyak anak muda yang membutuhkan informasi terkait penyelenggaraan pemilu,” kata Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute (TII) Arfianto Purbolaksono dalam keterangan tertulis, Selasa (14/2/2023).

Arfianto menjelaskan, hal itu terlihat dalam hasil survei TII mengenai persepsi anak muda terhadap Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 pada 5-19 Desember 2022. Hasilnya, 41,46 persen responden menyatakan membutuhkan informasi mengenai penyelenggaraan pemilu.

Informasi terkait penyelenggaraan pemilu itu meliputi tata cara dan informasi tempat pemungutan suara bagi kelompok penyandang disabilitas.

“Kondisi ini menggambarkan bahwa sosialisasi dari penyelenggara pemilu, khususnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih belum berjalan secara optimal untuk menjangkau anak muda,” kata Arfianto.

Sementara, Koordinator Wilayah Jabodetabek Komisi Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia Anwar Razak menilai, diskusi mengenai persepsi anak muda tentang pemilu penting dan menarik untuk digelar. Ia mengatakan anak muda memerlukan informasi, terutama terkait dengan para peserta pemilu untuk membantu mereka menentukan pilihan pemimpin yang terbaik bagi Indonesia.

Selanjutnya, ia juga menyoroti persoalan disinformasi yang berpotensi muncul dalam Pemilu 2024. Untuk mengatasi persoalan tersebut, menurut Anwar, perlu keterbukaan informasi publik dari penyelenggara pemilu.

Menurut Anwar, penyelenggara pemilu belum optimal dalam menghadirkan keterbukaan informasi publik terkait pemilu.

“Sebagai contoh, kasus dugaan kecurangan soal adanya partai politik yang tidak lolos verifikasi faktual. Kecurigaan publik dapat dihindari jika Sipol (Sistem Informasi Partai Politik) dapat diakses secara dibuka,” ujar Anwar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button