Anggaran Rp6 Triliun Belum Cair, Perum Bulog tak Bisa Borong Sejuta Ton Jagung Petani


Untuk menyerap sejuta ton jagung dari petani, Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) segera mencairkan anggaran Rp6 triliun.

“Kementerian Keuangan bisa segera memberikan anggaran kepada Perum Bulog untuk 1 juta ton. Berarti kalau 1 juta dikali Rp5.500, kira-kira Rp6 triliun,” ujar Menko Zulhas di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Informasi saja, pemerintah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung di tingkat petani sebesar Rp5.500 per kilogram (kg). Naik ketimbang HPP jagung sebelumnya sebesar Rp5.000/kg.

Di mana, Perum Bulog mendapat penugasan untuk memborong sejuta ton jagung dari petani. Ironisnya, anggaran dari Kemenkeu belum turun sehingga Bulog bisa menjalankan tugas tersebut. “Bulog akan bisa bekerja kalau sudah ada anggarannya, anggarannya belum ada,” kata Menko Zulhas.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyebut adanya peningkatan produktivitas jagung secara nasional, sebesar 48 persen di kuartal I-2025. Sebelumnya, setiap 1 hektare lahan menghasilkan 4 ton jagung, kini naik menjadi 6 hingga 8 ton jagung.

Atas capaian ini, Presiden Prabowo optimistis, swasembada jagung bakal tercapai lebih cepat dari perkiraan. Paling telat tahun depan, karena didukung benih berkualitas bagus serta pupuk organik.

“Mungkin cita-cita kita swasembada jagung, mungkin tidak sampai dua-tiga tahun, mungkin satu tahun kita sudah swasembada jagung. Ini signifikan sekali,” kata Prabowo, Kamis (5/6/2025).

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyatakan, produksi jagung nasional mengalami surplus terhadap konsumsi. Sehingga, swasembada jagung semakin cepat terwujud. Mendukung visi Presiden Prabowo menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia.

“Pencapaian swasembada jagung optimis semakin terwujud oleh Indonesia. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia ke depan tidak hanya swasembada jagung, tetapi juga mampu menjadi lumbung pangan dunia,” kata Arief dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (11/6/2025).

Dia menyampaikan hal itu tampak pada pergerakan capaian produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen (JPK KA 14 persen) Januari-Juli, tahun ini yang terus mampu melampaui kebutuhan konsumsi nasional.

Arief menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi JPK KA 14 persen, hingga Juli diperkirakan mencapai 9,45 juta ton, atau meningkat 11,08 persen dibandingkan Januari-Juli 2024.

Bapanas mengeklaim telah menghitung keseimbangan antara produksi dan konsumsi jagung nasional selama Januari hingga Juli 2025 dan mencatatkan adanya surplus yang signifikan di tingkat nasional.

Surplus tersebut menunjukkan kebutuhan konsumsi telah terpenuhi, sementara kelebihan produksi jagung dapat dimanfaatkan untuk ekspor maupun penambahan stok dalam skema Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).