Market

Bank OCBC NISP Guyur Kredit Rp120,8 Triliun pada 2021

Di tengah perlambatan ekonomi, Bank OCBC NISP konsisten menjalankan fungsi intermediasinya. Perseroan pun berhasil menyalurkan kredit Rp120,8 triliun pada 2021 atau tumbuh lima persen dari tahun 2020, yakni Rp114,9 triliun.

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (31/1/2022), menyebutkan dana pihak ketiga juga tercatat tumbuh enam persen dari Rp168 triliun di tahun 2021 dari tahun 2020 yang senilai Rp159 triliun.

Mungkin anda suka

“Kami terus menghadirkan inovasi dan inisiatif untuk membantu nasabah korporasi mempertahankan atau mengembangkan bisnisnya. Upaya ini mendorong pertumbuhan kinerja Bank OCBC NISP yang positif dan akan menjadi modal yang kuat untuk kami memberikan kontribusi lebih dalam pemulihan ekonomi secara berkelanjutan,” ujar Parwati.

Fungsi intermediasi ini tercerminkan dengan prinsip kehati-hatian, terlihat dari rasio kredit macet (NPL) terjaga di bawah rata-rata NPL industri perbankan dan ketentuan regulator, dengan NPL neto pada posisi 0,9 persen dan NPL bruto pada posisi 2,4 persen.

Menurut dia, pertumbuhan penyaluran kredit Bank OCBC NISP terutama didorong oleh pertumbuhan kredit ritel, karena pihaknya sangat memahami tantangan yang dihadapi para pelaku usaha, sehingga mendorong bank untuk terus meningkatkan dukungan kepada pelaku UMKM, lebih dari sekedar pembiayaan.

Bank OCBC NISP juga melanjutkan pengembangan kapabilitas layanan digital untuk nasabah korporasi, yakni pada velocity@ocbcnisp.

Hal ini mendapat sambutan yang baik dari nasabah korporasi, tercermin dari peningkatan penggunaan sepanjang tahun 2021. Nilai transaksi melalui velocity@ocbcnisp tumbuh 64 persen. Sementara jumlah frekuensi transaksi dan pengguna masing-masing tumbuh sebesar 20 persen dan 11 persen dari tahun 2020.

Kredit UMKM

Perseroan mendukung bangkitnya pelaku UMKM dan mendorong perekonomian masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik. Karena itu, Bank OCBC NISP konsisten menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM. Perseroan juga membangun kolaborasi dengan beberapa perusahaan fintech untuk mendukung UMKM.

Parwati memproyeksikan perkembangan ekonomi global dan domestik di tahun 2022 semakin membaik. Meski begitu dia mengakui terjadinya ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir karena merebaknya varian baru COVID-19.

“Harapannya, penanganan pandemi yang semakin efektif dapat memberikan dampak positif terhadap prospek pemulihan ekonomi. Dampak ini baik untuk masyarakat maupun pelaku usaha di Indonesia,” tutup dia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button