Kanal

Banyak Negara Sibuk Cari Cara Ajak Warganya Kawin

Sebuah kota di China telah meluncurkan aplikasi perjodohan disponsori pemerintah yang menjanjikan menemukan pasangan sempurna, dalam upaya membalikkan tingkat pernikahan yang menurun. Di beberapa negara lain juga melakukan hal yang sama, mengajak warganya kawin.

Guixi, sebuah kota berpenduduk sekitar 640 ribu orang di provinsi Jiangxi di China timur, telah mengembangkan aplikasi yang menggunakan data penduduk untuk membangun platform perjodohan. Setelah menerima data, aplikasi yang dikenal sebagai Palm Guixi, kemudian mencari calon pasangan untuk mengirim calon pasangan kencan buta.

Aplikasi ini dibuat sebagai bagian dari inisiatif di seluruh provinsi yang bertujuan untuk meningkatkan angka pernikahan, yang telah menurun di seluruh China selama dekade terakhir.

Menurut Buku Tahunan Statistik China, pada tahun 2021 jumlah orang yang menikah di negara itu  menjadi 7,64 juta, turun sekitar 500 ribu dari tahun sebelumnya dan tingkat pernikahan 5,4 per 1.000 orang. Angka tersebut menyoroti tren yang mengkhawatirkan, meski sulit untuk mengukur dampak COVID-19 pada angka tersebut.

Tren penurunan di China kemungkinan akan dicerminkan oleh penurunan tingkat kelahiran lebih lanjut, yang anjlok ke level terendah dalam sejarah 6,77 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2022, menurut angka resmi, dengan populasi menurun untuk pertama kalinya dalam enam dekade.

Aplikasi ini bukan satu-satunya insentif dalam kampanye Jiangxi untuk meningkatkan angka pernikahan. Di daerah lain di provinsi ini, otoritas lokal telah mempromosikan inisiatif bagi penduduk setempat untuk bersosialisasi.

Kampanye ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan biaya pengantin yang tinggi, sebuah tradisi budaya di mana calon mempelai pria menawarkan sejumlah besar uang tunai kepada keluarga mempelai wanita dalam praktik yang masih umum, terutama di daerah pedesaan.

Sebelumnya sebuah proyek disponsori beberapa tahun lalu oleh pemerintah kota Luanzhou di Provinsi Hebei China, dengan pihak berwenang memetakan data tentang perempuan dan laki-laki lajang di kota itu sambil membantu mereka menemukan pasangan yang sempurna.

Terjadi di banyak negara

Beberapa pejabat negara di seluruh dunia berusaha menemukan cara termasuk yang unik dan tidak biasa untuk mempromosikan pernikahan dan meningkatkan angka kelahiran dalam beberapa tahun terakhir. Iran telah merilis sebuah aplikasi biro jodoh khusus bagi generasi muda setempat pada 2021 lalu.

Televisi pemerintah Iran melaporkan aplikasi itu bernama Hamdam yang dalam bahasa Persia memiliki arti ‘teman’. Hamdam memungkinkan para penggunanya mencari dan memilih kekasih. Menurut penjelasan dalam situs Hamdam, setiap pengguna wajib mengisi data identitas mereka dan menjalani tes kejiwaan sebelum bisa menjelajah aplikasi.

Ketika seorang pengguna dinyatakan cocok dengan pengguna lain, aplikasi akan memperkenalkan kedua keluarga bersama dengan seorang konsultan. Sang konsultan akan memantau dan mendampingi para pasangan itu sejak awal menikah sampai usia rumah tangga mereka mencapai empat tahun.

Setiap pengguna tidak dipungut biaya dalam menggunakan aplikasi itu. Situs Hamdam mengklaim aplikasinya memiliki pendapatan secara mandiri. Aplikasi kencan sangat populer di Iran. Sementara aplikasi kencan selain Hamdam tidak sah di negara itu.

Hamdam dikembangkan oleh Institut Budaya Tebyan yang merupakan bagian dari Organisasi Propaganda Islam Iran. Situs web Hamdam mengklaim menggunakan kecerdasan buatan untuk menemukan pasangan. Situs Hamdam menegaskan aplikasi itu hanya berlaku untuk kaum bujangan yang mencari pasangan dan ingin membina rumah tangga secara permanen.

Pembuatan aplikasi ini sejalan dengan kekhawatiran Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang memperingatkan terhadap peningkatan usia pernikahan dan penurunan angka kelahiran di Iran.

Pemerintah Iran pada 2021 mendukung aplikasi kencan milik negara yang disebut Hamdam ini untuk membantu para lajang menemukan pasangan yang tepat untuk ‘pernikahan yang berkelanjutan’.

Jepang bisa lenyap

Di Jepang, para pejabatnya khawatir dengan keberlangsungan kehidupan di negara itu setelah dalam beberapa tahun terakhir, mengalami resesi seks yang membuat angka kelahiran menurun. Bahkan bukan tidak mungkin Jepang bakal punah dalam beberapa tahun ke depan akibat fenomena ini.

“Jika kita terus begini, negara ini akan lenyap,” kata Masako Mori, mantan menteri dan penasihat PM Jepang dikutip dari Bloomberg, 6 Maret lalu. Kekhawatiran ini berdasarkan angka populasi di Jepang yang telah turun menjadi 124,6 juta dari 128 juta pada tahun 2008.

Dalam beberapa tahun terakhir, angka kematian dan kelahiran tidak seimbang. Angka kelahiran di Jepang dalam rentang waktu tersebut kurang dari 800 ribu. Sementara kematian di negeri Sakura tersebut dua kali lebih banyak dari angka kelahiran yakni sekitar 1,58 juta jiwa.

Otoritas Jepang sejak 2010 telah membuat situs perjodohan untuk memasangkan penduduk yang kesepian di kota-kota dalam upaya membujuk kaum urban untuk menikah dan pindah ke pedesaan.

Bahkan Pemerintah Prefektur Aichi mengadakan acara perjodohan sebagai upaya mengembalikan angka kelahiran di negara tersebut. Sekitar 400 masyarakat Jepang yang lajang akan berkumpul di Nagakute, Jepang Tengah untuk berpartisipasi dalam acara perjodohan terbesar di Negeri Sakura tersebut.

Sejak 2011, Prefektur Aichi telah mengelola situs portal tempat orang-orang yang ingin menikah untuk menemukan informasi acara perjodohan. Menurut survei pada tahun 2018, sekitar 80 persen masyarakat Jepang berniat menikah, tetapi sekitar 40 persen lainnya memilih untuk tetap melajang karena mereka belum bertemu dengan pasangan yang cocok.

Uniknya lagi, di Jepang bisa mencari jodoh melalui vending machine. Seperti diberitakan SoraNews24, mesin tersebut menyediakan deretan kaleng dengan warna-warna berbeda berdasarkan gender dan foto serta profil pasangan potensial yang terpampang pada label di depannya.

Dengan membayar seharga 3.000 yen atau sekitar Rp372 ribu, pembeli akan mendapatkan satu buah kaleng beserta informasi tentang mak comblang yang bisa membantu mendapatkan jodoh. Setelah membeli kaleng ‘jodoh’ melalui vending machine, pelanggan harus menjalani wawancara selama satu jam dan mengikuti sesi pengarahan bersama ‘mak comblang’ sebelum mereka diperbolehkan bertemu calon jodoh.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button