Bayar Cicilan Pinjol Saja tak Kuat, Pertanda Dompet Rakyat Kecil Sudah Benar-benar Boncos

Iwan Medium.jpeg

Rabu, 9 Juli 2025 – 14:47 WIB

Ilustrasi seseorang yang tidak bisa bayar pinjol (Foto: equifax)

Ilustrasi seseorang yang tidak bisa bayar pinjol (Foto: equifax)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Isi dompet masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah, sudah habis-habisan. Jangankan untuk menabung, bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah bersyukur. Wajar jika banyak yang terseret pinjaman online (pinjol) dan tak kuat bayar cicilannya.

Tak percaya? Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bidang Pengawas Lembaga Pembiayaan, Agusman mengakui, kemampuan membayar masyarakat terhadap pinjol melemah. Hal itu tercermin dari naiknya porsi pinjol macet pada Mei 2025.

Porsi pinjol macet, OJK menyebutnya sebagai TWP90 atau tingkat wanprestasi 90 hari (3 bulan), yang dialami perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending, naik menjadi 3,19 persen per Mei 2025. Bulan sebelumnya masih di bawah 3 persen, tepatnya 2,93 persen. “Tingkat TWP90 per Mei 2025 mencapai 3,19 persen, Naik ketimbang April sebesar 2,93 persen,” kaa Agusman, Jakarta, dikutip Rabu (9/7/2025).

Untuk menjaga eksistensi bisnis P2P ini, OJK menetapkan ambang batas TWP90 harus di bawah 5 persen. Bagi perusahaan pinjol yang gagal memenuhi aturan ini, OJK bakal melayangkan surat ‘cinta’ berisi teguran.

Jika TWP90 sebuah perusahaan pinjol berada tepat di level 5 persen, masih bisa menyalurkan pinjaman atau pembiayaan. Masalah jika TWP90 di atas 50 persen, bakal dikenakan langkah lanjutan. “OJK akan lakukan langkah pembinaan, yaitu melalui surat pembinaan, dan permintaan rencana aksi untuk memenuhi aturan,” kata Agusman.

Menariknya, meski pinjol dibenci karena bunganya dinilai mencekik leher, kehadirannya tetap dinantikan. Khususnya bagi masyarakat yang butuh dana cepat atau dadakan.  Tak perlu ribet, pengajuan bisa lewat aplikasi di handphone, tunggu sebentar, dana langsung ditransfer ke rekening, atau dompet digital.

Wajar jika pertumbuhan pembiayaan dari pinjol melesat luar biasa. Bahkan bisa di atas rata-rata pertumbuhan industri pembiayaan lainnya.

Hingga Mei 2025, kata dia, pembiayaan pinjol mengalami pertumbuhan 27,93 persen dengan nilai outstanding Rp82,59 triliun. Tumbuhnya melambat ketimbang industri multifinance secara lebih luas.

Pembiayaan multifinance sendiri tercatat hanya mampu tumbuh 2,83 persen dengan outstanding mencapai Rp504,58 triliun. Pertumbuhan ini melambat signifikan dibandingkan dengan catatan tahun lalu yang mampu tumbuh dua digit.
 

Topik
Komentar