Belanja Online Tak Lagi Mendominasi? Ini Fakta dari Studi Terbaru


Perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia, yang menampilkan dinamika menarik antara belanja online dan offline, menjadi sorotan utama dalam riset terbaru yang dirilis oleh Populix. Laporan bertajuk “Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline” mengungkapkan bahwa kedua sektor tersebut tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang harmonis pasca-pandemi, memberikan kontribusi substansial pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan merupakan penggerak utama perekonomian dengan kontribusi sebesar 12,94 persen terhadap PDB Indonesia tahun 2023. Riset Populix menyoroti bagaimana pandemi COVID-19 telah mempercepat transisi ke belanja online, namun, tidak menghilangkan kebiasaan berbelanja secara langsung di toko fisik.

“Pandemi memberikan dorongan yang kuat terhadap belanja online, namun temuan kami menunjukkan bahwa pengalaman belanja offline tetap penting dan bahkan meningkat pascapandemi,” ujar Indah Tanip, Head of Research di Populix dalam siaran persnya, Kamis (25/4/2024). 

“Ini menandakan adaptasi yang cepat dari konsumen serta kebutuhan mereka yang terus beragam,” tambahnya.

Analisis Populix terhadap perilaku belanja menunjukkan bahwa 54 persen responden memilih belanja online selama pandemi untuk alasan kesehatan dan pembatasan sosial. Meski demikian, sebanyak 49 persen dari mereka tetap memilih belanja online meski pandemi telah berlalu, sedangkan persentase yang lebih memilih belanja offline meningkat lebih dari dua kali lipat.

Faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen cukup beragam. Untuk belanja online, kemudahan dan praktis menjadi pertimbangan utama (67 persen), disusul kemudahan membandingkan harga (66 persen), dan berbagai metode pembayaran (60 persen). Sementara itu, faktor pendorong belanja offline meliputi kemungkinan untuk merasakan produk secara langsung (77 persen), tidak adanya biaya pengiriman (66 persen), dan kedekatan lokasi toko (62 persen).

Produk fashion dan kecantikan dominan dibeli secara online, sementara kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan lebih sering dibeli di toko fisik. Riset ini tidak hanya mencerminkan kebiasaan belanja yang berubah tetapi juga menunjukkan bagaimana ritel online dan offline bisa bersinergi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Indah menuturkan, “Kami percaya bahwa kombinasi antara belanja online dan offline akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menyadari ini, kami terus mendorong inovasi dan adaptasi di kedua sektor untuk memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan pasar yang dinamis.”

Dengan pandangan ke depan, sinergi antara ritel online dan offline tidak hanya memperkuat sektor perdagangan tetapi juga menjanjikan kemajuan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Exit mobile version