Market

Berhasil Selesaikan 4 Proyek Sulit, KESDM Puji Kinerja Rekind

Staf Khusus Menteri ESDM, Triharyo Indrawan Soesilo mengapresiasi kinerja PT Rekayasa Industri (Rekind). Berhasil selesaikan 4 proyek besar yang tingkat kesulitannya tinggi.

“Keempat proyek tersebut adalah Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap, Proyek OSBL Revamping Outside Batttery Limit (OSBL) Aromatic TPPI, Kilang RDMP Balongan dan Jambaran Tiung Biru.

Mungkin anda suka

“Dari kemampuan teknis saya menyampaikan apresiasi dan mengucapkan selamat kepada seluruh jajaran Rekind karena saya mengikuti perkembangannya cukup detail proyek-proyek tersebut,” kata Hengky, sapaan akrab Triharyo Indrawan Soesilo, Jakarta, dikutip Senin (27/2/2024)

“Tentu ini apresiasi yang membanggakan untuk Rekind. Sekalipun tengah dihadapkan pada tantangan masalah finansial yang cukup berat dan diterpa pandemi COVID-19, Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) itu tetap mampu menyuguhkan karya-karya terbaiknya di proyek yang ditugaskan dengan hasil terbaik,” imbuhnya.

Ini merupakan bentuk komitmen Rekind untuk selalu menyelesaikan pekerjaan proyek dengn performa terbaik dalam kondisi apapun. Sepanjang sejarah berdirinya, belum pernah tercatat Rekind ‘mangkrak’ dari proyek yang dikerjakannya.

Sejak 25 Desember 2021, kata dia, Rekind merampungkan pekerjaan di Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap dengan kapasitas 90,9 MW, di Muara Enim, Sumatra Selatan.

Menurut Hengky, untuk meraih penyelesaian pekerjaan di proyek ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena tidak sedikit tantangan berat yang dihadapi. Mulai dari lokasi proyek di atas pengunungan yang konsekwensinya sangat sulit untuk mengangkut material.

Melalui pengerjaan OSBL Revamping Aromatic milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), kata dia, Rekind mengukir prestasi nan membanggakan. Upaya yang dilakukan ini, sebagai salah satu bukti keterlibatan Rekind dalam mendukung program pemerintah guna menurunkan impor produk turunan petrokimia.

Di proyek milik anak usaha PT Pertamina (Persero) itu, lanjutnya, Rekind menggarap pembangunan EPC 5 unit tanki produk sejak 17 Juni 2020. Dan, diselesaikan pada Desember 2021.

“Dalam proyek ini Rekind merupakan single entity (tidak berpartner) dan berperan sangat strategis untuk bidang EPC,” ungkapnya.

Di proyek Kilang RDMP Balongan, lanjutnya, Rekind membubuhkan capaian kerja terbaik dan membanggakan. Di Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, satu-satunya perusahaan EPC milik pemerintah itu mampu mewujudkan peningkatan kapasistas Kilang RDMP Balongan dari 125 ribu barel menjadi 150 ribu barel per hari.

“Kilang RDM Balongan Phase 1 ini pengerjaan tanpa orang asing. Saya juga kebetulan mendapat tugas di Kilang Pertamina Internasional (KPI) untuk memantau langsung pengerjaannya, sangat baik. Kami mengucapkan terima kasih, Rekind mampu meningkatkan kapasitas Kilang Balongan,” kata alumnus ITB Jurusan Teknik Kimia Angkatan 1977 itu.

Di Proyek Gas Processing Facility (GPF) Jambaran Tiung Biru (JTB), Rekind merupakan satu-satunya Kontraktor Merah Putih yang menggantikan peran perusahaan EPC Asing. Di Proyek Strategis Nasional itu, karya terbaik melalui pengembangan inovasi Rekind membuat JTB menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia.

Dari target 172MMSCFD yang ditetapkan pemerintah, justru melalui kompetensi Rekind, JTB bisa menghasilkan sales gas sebesar 192MMSCFD. Artinya, ada selisih tambahan keuntungan untuk negara sebesar 20MMSCFD.

Asal tahu saja, 1 MMSCFD setara dengan kurang lebih 25 ribu liter BBM. Kalau 20 MMSCFD berarti ada sekitar 500 ribu liter per hari sebagai bentuk sumbangsih Rekind dalam meningkatkan pendapatan negara.

“Teknologi yang dikembangkan Rekind di Proyek JTB itu sangat sulit sekali. Mitra Rekind dalam pengerjaan proyek ini give-up. Alhamdulilah gas-nya sudah mengalir, Insha Allah, full capacity dalam waktu yang tidak lama lagi. Ketiga proyek ini merupakan sebagian kecil karya Rekind dalam kurun 41 tahun menjadi perusahaan EPC nasional, ” ungkap Hengky.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button