Dalam pertemuan dengan First Deputy Managing Director IMF, Gita Gopinath, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani panjang lebar menjelaskan ihwal defisit anggaran.
Dia menjamin, defisit dalam APBN 2025 bisa terjaga kurang dari 3 persen, sesuai amanat UU APBN, dikutip dari akun Instagram @smindrawati di Jakarta, Jumat (20/6/2025). Kebetulan, keduanya tengah mendiskusikan gejolak perekonomian global yang mendorong setiap negara, lebih serius dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, termasuk defisit anggarannya.
“APBN terus dikelola secara hati-hati dan bijaksana, daya beli masyarakat dilindungi melalui berbagai stimulus untuk mendorong konsumsi rumah tangga. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen akan menjaga defisit tetap terkendali sesuai batas yang ditentukan dalam UU APBN,” kata Sri Mulyani.
Kata Sri Mulyani, Indonesia tetap optimistis dalam menyikapi gejolak global, namun tetap memasang sikap waspada. Hal itu merupakan upaya agar pembangunan Indonesia bisa terus berjalan meski di tengah berbagai risiko yang menantang.
“Semoga dengan sinergi antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, kita dapat menjaga pertumbuhan Indonesia tetap berkelanjutan,” ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan porsi defisit anggaran hingga akhir Mei 2025, sebesar Rp21 triliun. Atau setara 0,09 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Besarnya defisit dalam 5 bulan ini, karena realisasi belanja negara yang melebihi pendapatan negara. Dengan kata lain, pajak seret pengeluaran tetap tinggi.
“Dari overall balance, keseimbangan keseluruhan APBN KiTa, posisi Mei 2025 mengalami defisit Rp21 triliun,” ujar Sri Mulyani, di Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Realisasi belanja negara sampai Mei 2025 tercatat mencapai Rp1.016,3 triliun. Angka ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp694,2 triliun dan transfer ke daerah (TKD) senilai Rp322 triliun. Atau 28,1 persen dari total pagu belanja negara tahun ini.
Sri Mulyani menyebut ketidakpastian global saat ini, berpotensi memicu pergeseran yang permanen. Untuk itu, APBN dipersiapkan dengan cermat demi meredam tekanan di masa depan. .
Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto bergerak dengan ambisi Asta Cita, di mana APBN berperan dalam mendukung program-program di dalamnya.
Ketika berbagai program pembangunan terus berjalan, APBN disiapkan untuk menjadi alat countercyclical yang bisa meredam tekanan, baik dari dalam maupun luar negeri.