Mungkin tak banyak yang tahu, tarif JalanTol Cibitung-Cilincing (JTCC) saat ini, tergolong mahal. Alhasil, biaya logistik ikut mahal yang berdampak kepada harga barang.
Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI), menyatakan, keberadaan jalan tol memang bermanfaat bagi banyak pihak. Khususnya pelaku usaha logistik. Namun, jika tarif tol dipatok mahal, itu sama saja membebani mereka.
Karena tak mau tekor, mahalnya tarif tol akan dibebankan kepada konsumen dengan jalan menaikkan harga barang.
Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) ALFI Jakarta, Adil Karim mengatakan, tol Cibitung-Cilincing yang menghubungkan kawasan industri menuju Pelabuhan Tanjung Priok, dengan jarak dekat, merupakan solusi untuk mengurangi kemacetan di kawasan Jakarta-Cikampek.
Di sisi lain, Adil mengeluhkan tarif tol Cibitung-Cilincing yang terlalu mahal. “Kita menyampaikan kepada pemerintah, tol Cibitung-Cilincing itu harga tarifnya harus dievaluasi. Baik pada pengelola, harus dievaluasi kembali,” kata Adil di Jakarta, Minggu (22/6/2025).
Dia bilang, banyak sopir truk menganggap biaya tol saat ini terlalu mahal dibandingkan rute alternatif melalui tol Cikampek, atau lewat jalan biasa alias non-tol. Hal ini menjadi alasan utama mereka enggan menggunakan tol tersebut.
Selain itu, ia juga mendorong adanya integrasi akses langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok agar arus logistik tidak bercampur dengan jalur umum dan lebih efisien.
“Itu menjadi solusi strategis untuk mengurai kemacetan, khususnya di Tol Cikampek, kehadiran Jalan Tol Cibitung-Cilincing memperkuat konektivitas logistik menuju Pelabuhan Tanjung Priok.,” ungkapnya.
Tol ini dinilai sebagai koridor ideal dalam sistem integrasi logistik nasional, yang bertujuan menghubungkan kawasan industri dengan pusat distribusi seperti pelabuhan dan bandara, guna mempercepat dan mengefisienkan pengiriman barang.
Integrasi jalur logistik seperti ini juga diharapkan mendorong penyesuaian tarif tol agar lebih terkoordinasi dan terjangkau. Di tengah kemacetan parah di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok dan belum optimalnya penggunaan tol eksisting, integrasi menjadi kebutuhan mendesak.
Mahalnya tarif Tol Cibitung-Cilincing terus menjadi sorotan di tengah besarnya manfaat yang dirasakan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah termasuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), diharapkan melakukan evaluasi tarif agar manfaatnya lebih maksimal.