Market

BPS: Inflasi Desember 2022 Tembus 5,51 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2022 mencapai 5,51 persen secara tahunan atau 0,66 persen secara bulanan.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan kenaikan inflasi pada akhir tahun merupakan musiman karena ada peningkatan permintaan akibat liburan sekolah, Natal, dan Tahun Baru. Permintaan tersebut setidaknya terjadi pada komoditas pangan dan tarif angkutan.

Kondisi ini juga terjadi pada akhir 2022 yang kemudian mendorong inflasi menembus 5,51 persen secara tahunan atau 0,66 persen secara bulanan.

“Ini adalah siklus bulanan, dimana kalau kita lihat empat bulan terakhir tertinggi ada di Desember 2022. Dan kalau kita lihat penyumbang inflasi di masing-masing tahun memiliki pola yang sama,” jelas Margo dalam konferensi pers, Senin (2/1/2023).

Ia menambahkan inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru, Kalimantan (8,65 persen) dan terendah di Sorong, Papua (3,26 persen). Selain itu, sejumlah wilayah yang menyumbang inflasi nasional di antaranya Kota Baubau, Bukittinggi, dan Bandung.

Margo juga menyebutkan perekonomian global mengalami sejumlah guncangan sepanjang 2022. Akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi tertahan dan terjadi tekanan inflasi yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

“Misalkan Amerika Serikat inflasi tinggi karena dipicu inflasi karena energi dan makanan. Inggris, Jerman, Turki, Jepang, dan Korea Selatan juga demikian,” tambahnya.

Selain inflasi, menurut BPS, faktor lainnya yang mengakibatkan guncangan perekonomian global yaitu perang dan ketegangan geopolitik di sejumlah wilayah yang mendisrupsi rantai pasok. Dampaknya kemudian memicu kenaikan harga pangan dan energi.

Begitu pula, pulihnya permintaan setelah pandemi COVID-19 mengakibatkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan yang memicu kenaikan harga komoditas.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button