Maskapai penerbangan nasional Israel, El Al, telah mengumumkan serangkaian kebijakan penerbangan baru untuk mendorong warga yang melarikan diri akibat perang dengan Iran kembali kampung halamannya.
El Al menawarkan tiket pesawat dengan potongan harga untuk pulang kampung, meskipun banyak penduduk di dalam negeri yang masih dilarang meninggalkan negara itu. Diskon dibatasi hingga akhir Juni, dengan harga tiket dari kota-kota Eropa mulai dari $99, padahal biasanya lebih dari $300. Harga tiket pesawat dari New York dan Los Angeles kini masing-masing dibanderol $649 dan $699, jauh lebih murah dibandingkan harga normal lebih dari $1.000.
Diskon besar tersebut tampaknya merupakan bagian dari dorongan negara untuk membawa kembali warganya termasuk warga negara ganda yang melarikan diri selama perang 12 hari dengan Iran.
Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya lebih luas yang didukung pemerintah untuk menormalkan perjalanan setelah penutupan wilayah udara pada 13 Juni, menyusul serangkaian serangan rudal Iran sebagai respons terhadap serangan Israel.
Otoritas Bandara mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan maskapai penerbangan untuk kembali secara bertahap ke rutinitas. Sementara maskapai penerbangan Israel yang lebih kecil seperti Arkia dan Israir mengoperasikan penerbangan pulang yang terbatas.
Tetapi kampanye pemerintah untuk menerbangkan orang kembali sangat kontras dengan penolakannya yang berkelanjutan untuk membiarkan warga lainnya ke luar negeri. Sejak dimulainya kampanye militernya melawan Iran, Israel telah memberlakukan larangan perjalanan keluar negeri yang luas dan tidak transparan secara hukum bagi sebagian besar warganya.
Resolusi kabinet yang disahkan minggu lalu mengharuskan individu memperoleh persetujuan dari “komite pengecualian” pemerintah jika ingin terbang ke luar negeri, tanpa batas waktu yang jelas. Kebijakan tersebut telah menyebabkan ribuan orang terlantar di Israel, termasuk warga negara ganda dan penduduk asing.
Tidak seperti warga negara asing, yang diizinkan meninggalkan negara tersebut melalui penyeberangan darat dan laut, warga negara Israel telah diberitahu oleh maskapai penerbangan bahwa mereka tidak dapat membeli tiket keluar dari negara tersebut.
Karena langit tertutup bagi mereka, ratusan warga Israel melarikan diri dengan kapal pesiar, berangkat diam-diam dari dermaga di Herzliya, Haifa, dan Ashkelon. Kapal-kapal tersebut menuju Siprus, tempat para penumpang berharap dapat melanjutkan perjalanan ke Eropa.
Banyak dari mereka berkewarganegaraan ganda, imigran yang masih mempertahankan paspor negara asal mereka, atau warga negara kelahiran Israel yang memperoleh kewarganegaraan kedua saat dewasa.
Negara-negara yang sering dikaitkan dengan kewarganegaraan ganda di kalangan warga Israel meliputi Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, Rusia, dan Ukraina, dengan diaspora Yahudi yang besar.