Buka Sumbatan BBM di Bengkulu, Pelabuhan Baai Dikeruk, Kemenhub Janji Juli Beroperasi


Untuk menjamin pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang terkendala pendangkalan Pelabuhan Baai di Bengkulu, terus dilakukan pengerukan. Targetnya, awal bulan depan, pelabuhan yang dijadikan kapal tanker BBM Pertamina bersandar, sudah bisa beroperasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Muhammad Masyhud menyebut, target Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu, beroperasi pada awal Juli 2025, tidak bisa ditawar lagi.

“Kami berharap awal bulan Juli ini operasional Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu bisa dilaksanakan,” kata Masyhud di Jakarta, Minggu (29/6/2025).

Dia menyampaikan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kemenhub terus melakukan langkah-langkah percepatan pelayanan operasional di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.

Saat ini, progres pekerjaan pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai, khususnya untuk pembukaan alur tahap 1, ditargetkan rampung pada khir bulan ini. Sehingga, operasional Pelabuhan Pulau Baai, dapat dilaksanakan di awal Juli.

Saat ini, kata dia, Ditjen Hubla Kemenhub melalui Kantor Kesyahbadaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pulau Baai terus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan percepatan pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.

“Kementerian Perhubungan dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan melakukan pengawasan serta mempersiapkan SOP keluar masuk kapal di alur pelayaran pelabuhan, terutama terkait pemeriksaan kelaiklautan bagi kapal-kapal yang ada di Pelabuhan Pulau Baai,” tutur Masyhud.

Menurutnya, sesuai hasil koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara, saat ini, kecukupan bahan pokok penting dan BBM di Kecamatan Pulau Enggano masih tercukupi sampai dengan akhir Juli dan kondisi listrik di Pulau Enggano beroperasi hanya 12 jam per hari.

“Untuk itu, kami berharap agar Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah serta semua pihak terkait dapat terus bersinergi guna mencarikan solusi terbaik bagi pelayanan di Kabupaten Bengkulu dan terutama di Pulau Enggano,” tutur Masyhud.

Diketahui, Ditjen Hubla Kemenhub melalui KSOP Kelas III Pulau Baai Bengkulu terus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan percepatan pekerjaan pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai.

Hal itu dilakukan sehingga jadwal pekerjaan dan target pelaksanaan pekerjaan tahap I untuk pembukaan alur darurat dapat selesai tepat waktu yaitu pada akhir Juni 2025.

Ditjen Hubla Kemenhub melalui KSOP Kelas III Pulau Baai Bengkulu secara berkelanjutan terus meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran dengan memastikan kesiapan infrastruktur pendukung serta melaksanakan pemeriksaan terhadap kelaiklautan kapal-kapal yang beroperasi.

“Pemeriksaan kelaiklautan kapal akan terus dilakukan guna menjamin keselamatan dan keamanan kapal-kapal yang akan melakukan pelayaran ke luar dan masuk Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu,” kata Masyhud.

Pendangkalau Pelabuhan Baai ini, berdampak kepada terhambatnya pasokan BBM dari Pertamina. Alhasil, sempat terjadi gangguan pasokan BBM di sana. Pada Jumat (27/6/2025), misalnya, terjadi antrean panjang warga yang ingin membeli BBM di sejumlah SPBU di Kabupaten Bengkulu Utara. Masyarakat kesulitan mendapatkan BBM dari jenis Pertalite, Bio Solar, Pertamax maupun Dexlite.

Bisa jadi, pasokan BBM jenis itu menipis atau bahkan sudah habis. Sehingga masyarakat harus bersabar, menunggu pasokan BBM lewat jalur darat, karena pelabuhan sedang diperbaiki.

Antrean panjang hingga keluar SPBU, menjadi pemandangan biasa di Bengkulu Utara, setiap hari. Ketika SPBU baru mendapat pasokan BBM dari Pertamina, langsung habis diserbu pembeli.

Sejumlah pengecer menjual BBM jenis Pertamax dengan harga yang cukup tinggi. Pertamax dijual mulai dari Rp15 ribu hingga Rp17 ribu/liter. Padahal, harga Pertamak per Juni 2025 turun dari Rp12.400 menjadi Rp12.100/liter.