Bukan Kebetulan! Zulhas, Kunci Prabowo Membuka Pintu Saudi di Tengah Umrah Dadakan


Sebuah episode menarik, bahkan bisa dibilang penuh intrik positif, baru saja terukir di Tanah Suci. Presiden RI Prabowo Subianto tak hanya menunaikan ibadah umrah dadakan, hasil ‘konspirasi kebaikan’ para menterinya, tapi juga didampingi sosok yang kini makin tak terpisahkan: Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas).

Mata awam mungkin bertanya-tanya, kenapa Zulhas, sang Menko Pangan, yang mendampingi Presiden di momen spiritual ini? Bukankah ada menteri atau pejabat lain yang mungkin lebih ‘relevan’? 

Nah, di sinilah letak kuncinya. Penempatan Zulhas di samping Prabowo ini bukan kebetulan, melainkan cerminan posisi strategisnya yang kian kokoh dalam lingkaran kekuasaan.

Sejak lama, nama Zulhas memang digadang-gadang sebagai salah satu pembantu Presiden yang paling dipercaya. Dia bukan sekadar Menko biasa, tapi semacam ‘kartu as’ yang bisa diandalkan dalam berbagai medan. 

Kedekatan personalnya dengan Prabowo sudah bukan rahasia umum. Semakin hari, kepercayaan yang diberikan kepadanya terlihat makin besar, menempatkannya di posisi yang super strategis.

Bukan cuma itu, kehadiran Zulhas di kunjungan Saudi ini juga menjadi jembatan diplomasi yang luar biasa. Coba simak ini: dari pihak Saudi, menteri yang ditunjuk memimpin rombongan adalah Dr. Majid Al-Qasabi, mantan Menteri Perdagangan Saudi. Dan siapa sangka, Dr. Majid ini adalah sosok yang sangat dekat, bahkan sudah dianggap keluarga oleh Zulhas.

Ingat, ketika Zulhas masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Dr. Majid pernah secara khusus mengundangnya makan malam dan memperkenalkannya kepada keluarganya. 

Dalam budaya Arab, ini bukan sekadar jamuan biasa; ini adalah tanda pengakuan sebagai bagian dari keluarga. Sebuah ikatan yang melampaui sebatas hubungan diplomatik formal.

Maka, tak heran jika di Tanah Suci ini, posisi Zulhas terlihat begitu kuat dan strategis di samping Presiden Prabowo. Dia bukan hanya mendampingi dalam ibadah umrah yang spiritual, tapi juga menjadi kunci pembuka gerbang hubungan bilateral yang lebih erat dengan Arab Saudi, berkat jaringan personalnya yang mendalam. 

Sebuah ‘konspirasi kebaikan’ yang melibatkan tak hanya para menteri, tapi juga jaringan diplomatik level tinggi. Bukankah ini luar biasa?