Market

Di Balik Bentrok Maut Smelter GNI, Gaji TKA China 7 Kali Pekerja Lokal

Kericuhan di smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Sabtu (14/1/2022), pemicunya ketidakadilan. Bumi dan lagit, gaji pekerja lokal dan TKA China.

Kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (26/1/2023), Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Irres), Marwan Batubara membeberkan temuannya. Besaran gaji untuk jabatan dengan tingkat pendidikan yang sama, antara pekerja lokal dengan TKA China, ada perbedaan mencolok.

“Rata-rata gaji TKA China mencapai Rp21 juta, sementara pekerja lokal hanya Rp3 juta per bulan. Artinya, gaji TKA China tujuh kali lipat pekerja lokal. Dengan jabatan dan tingkat pendidikan sama,” terang Marwan.

Masih kata Marwan, dari segi pendidikan, TKA China yang mencoba peruntungan di Indonesia, tidak hebat-hebat banget. Sebagian besar hanya lulusan SD, SMP dan SMA. Namun, rezekinya luar biasa. Mereka bisa kantongi gaji Rp15 juta hingga Rp35 juta per bulan.

“Pekerja lokal dan nasional yang bekerja di smelter-smelter milik China dan konglomerat oligarkis sangat tragis. Kesempatan mereka terbatas karena porsinya dirampok TKA China. lebih miris lagi, gajinya sangat rendah. Satu berbanding tujuh,” tegas Marwan.

Pajak Kendor karena Visa 212

Ketika pandemi COVID-19 masuk Indonesia di awal 2020 hingga kini, Irres mencatat, sedikitnya 10.482 tenaga kerja asing (TKA) China masuk Indonesia. “Saya ingat waktu pandemi, pemerintah ketat melarang masuk warga negara asing. Tapi, TKA China malah leluasa masuk,” kata Marwan.

Ribuan TKA asal China itu, menurut temuan Irres, masuk melalui PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) sebanyak 49 TKA, pada Februari 2020. Pada April 2020, VDNI memasukkan 500 TKA China.

Pada Oktober 2020, PT Gunbuster Nikel Industry (GNI) menggunakan pesawat sewa memasukkan 260 TKA melalui Bunta, Morowali Utara. Berlanjut pada 10 Oktober 2020.

Sekitar Januari 2021, sebanyak 433 TKA China masuk ke berbagai proyek. Bulan kedua 2021, sebanyak 1.027 TKA China masuk lagi ke Indonesia. Pada Maret 2021, PT Bintan Alumina Indonesia mendatangkan 39 TKA. Sepanjang April-Mei 2021, ratusan TKA China masuk Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta (Soetta). “Dan, kami duga ribuan TKA China masuk ke Indonesia menggunakan visa 212,” papar Marwan.

Sekedar informasi, Visa 212 merupakan izin yang memperbolehkan warga negara asing untuk berkunjung dan meninggalkan wilayah Indonesia beberapa kali. Izin ini berlaku maksimum lima tahun, tiap kunjungan maksimal 60 hari. Visa ini biasanya digunakan untuk kunjungan sosial dan keluarga, urusan bisnis atau tugas pemerintah.

“Kalau tujuannya bekerja, seharusnya TKA memiliki visa kerja bukan visa 212. Kalau menggunakan visa 212 maka pemerintah tidak bisa mengutip pajak dari para TKA itu,” papar Marwan.

Karena menggunakan Visa 212, lanjutnya, pemerintah berpotensi kehilangan pendapatan dari Dana Kompensasi Penggunaan TKA (DKPTKA) yang harus dibayarkan investor kepada pemerintah, tercatat sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Tak berhenti di situ. Gaji para TKA China itu, disetorkan perusahaan kepada keluarganya di China. Artinya, duit TKA China tidak ‘parkir’ di Indonesia. Akibatnya, tidak memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah, apalagi nasional.

Berapa potensi negara yang hilang? Marwan mengambil contoh dua perusahaan China, PT Obsidian Stainless Steel (OSS) dan PT VDNI. Di mana, PT OSS, pabrik baja stainless berlapis obsidian asal China, mempekerjakan 1.167 TKA. Sedangkan jumlah TKA China di PT VDNI sebanyak 608 orang. Dari perhitungan Irres, potensi kehijakan pajak (PPhH pasal 21) mencapai Rp67,3 miliar per tahun.

Potensi kehilangan setoran pajak sebesar Rp67,3 miliar itu, baru dari dua perusahaan yang jumlah TKA China-nya 1.775 orang. Anggaplah total TKA China di Indonesia sebanyak 10.482 orang, tinggal dikali 6 saja.

“Kalau perusahaannya beroperasi lima tahun, dikalikan lagi. Dugaan kami, totalnya bisa triliunan rupiah,” ungkap Marwan.

Ternyata, masuknya investasi China berikut TKA-nya, tak memberikan dampak signifikan terhadap lapangan kerja, serta perekonomian nasional. Justru masalah yang muncul. Termasuk itu tadi, bentrokan buruh dan kebobolan pajak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button