Diplomasi RI terhadap AS Tumpul, Posisi Dubes di Washington DC Harus Cakap Bukan Cuma Pertimbangan Politis


Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menilai kekosongan duta besar (dubes) Indonesia di Amerika Serikat mengakibatkan tumpulnya diplomasi Indonesia terhadap AS, apalagi saat menghadapi penerapan tarif unilateral AS seperti saat ini.

“Dengan kekosongan posisi dubes, hal itu dapat menumpulkan ujung tombak diplomasi Indonesia. Ujung tombak diplomasi ada di perwakilan-perwakilan Indonesia di berbagai negara,” kata Hassan dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Hassan menyebut pos sepenting Washington DC mutasinya juga sangat cepat. Dubes di sana bertugas hanya sebentar, ada yang enam bulan atau satu tahun sudah ditarik pulang ke Indonesia. 

“Mungkin AS berpikir Indonesia menganggap apa AS? Karena beda dengan pos di negara lain, dubes di Washington tidak hanya berhubungan dengan pemerintah tapi juga dengan kongres, ratusan ‘think-tank’, universitas dan masyarakatnya yang kritis,” ujar Hassan menerangkan.

Hassan juga menilai posisi dubes di Washington DC harus diisi oleh orang yang cakap dalam diplomasi, dan bukan hanya untuk pertimbangan politis.

“Termasuk sekarang menghadapi persoalan mengenai tarif, tidak punya yang mampu menjadi yang terdepan. Memang ada delegasi dari Jakarta, dipimpin oleh menteri koordinator, tapi siapa yang mempersiapkan pertemuan dan menindaklanjuti hasil pembicaraan? Tidak ada karena kekosongan duta besar,” tutur Hassan.

Sebagaimana diketahui, posisi Dubes RI untuk AS telah kosong lama, yakni sejak 2023 setelah Rosan Roeslani meninggalkan posisi tersebut. Rosan saat ini menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi, sekaligus juga Kepala Badan Pelaksana BPI Danantara.

Sementara posisi dubes RI untuk Jerman juga belum terisi sejak Oktober 2024 karena Arif Havas Oegroseno yang sebelumnya memegang jabatan tersebut menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.

Menteri Luar Negeri Sugiono dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, Senin (30/6/2025), dikritik karena banyaknya dubes di berbagai negara penting yang masih kosong. Sugiono mengakui ada kesalahan yang membuat dubes RI untuk beberapa negara kosong seperti yang ia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR. Ia berjanji pemerintah segera memberikan usulan nama dalam dua hari ke DPR.

Sejumlah posisi dubes Indonesia yang kosong berada di Amerika Serikat, Jerman, Korea Utara, Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Markas PBB Jenewa dan Markas PBB New York. Kemudian, Dubes RI untuk Meksiko, Afghanistan, Azerbaijan, Libya, Madagaskar, Myanmar, dan Polandia.