DPR Khawatirkan Beban Subsidi Energi Membengkak Imbas Serangan Israel ke Iran


Anggota Komisi XI DPR, Charles Meikyansah mengkhawatirkan dampak memanasnya Timur Tengah akibat serangan Israel ke Iran, berimbas kepada melompatnya harga minyak dunia.

Indonesia bakal kebagian pulutnya. Beban subsidi energi bakal membengkak.  Membuat pening Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat menyusun anggaran yang kredibel.

Kata Charles, kekhawatiran yang muncul akibat konflik Iran-Israel in, bukan hanya persoalan geopolitik semata. Ketegangan ini, mengancam sektor energi, perdagangan hingga investasi yang sangat diharapkan pemerintah Indonesia.

“Kita sangat rentan terhadap dampak global, terutama kenaikan harga minyak dan tekanan terhadap rupiah. Ini bisa memperbesar beban subsidi, memicu inflasi dan menekan daya beli masyarakat,” ujar Charles di Jakarta, Kamis (19/6/2025).

Dia mengatakan, ketegangan di Timur Tengah akan mengganggu jalur distribusi minyak seperti di Selat Hormuz, dikhawatirkan berdampak langsung pada perekonomian.

Indonesia sebagai negara pengimpor minyak, kata dia, menghadapi risiko kenaikan biaya logistik, tekanan terhadap neraca perdagangan, dan gangguan pada stabilitas fiskal.

Selain itu, lanjut Charles, ketidakpastian global juga bisa menurunkan minat investasi dan memperlambat ekspansi pelaku usaha. Meski demikian, dia meyakini pemerintah mampu menghadapi tekanan global yang ada.

“Saya yakin pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan langkah antisipatif yang terukur dalam menghadapi tantangan ini,” kata politikus Partai NasDem itu

Keyakinan Charles didasarkan pada komunikasi aktif Presiden Prabowo dengan para pemimpin dunia. Langkah ini diyakini mampu menjembatani ketegangan antara Iran dan Israel. Kemudian juga pentingnya mitigasi disiapkan seluruh kementerian dan lembaga terkait.

“Presiden Prabowo sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah kepala negara, dan itu menjadi modal awal yang penting untuk membangun koordinasi ekonomi dan politik luar negeri yang lebih strategis,” tuturnya.

Dia mendorong, pemerintah terus memperkuat koordinasi fiskal-moneter dalam menghadapi dinamika geopolitik global. Charles juga meminta pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan harga energi.

“Tentunya pemerintah melalui kementerian terkait kita harapkan dapat menyiapkan skenario subsidi yang tepat sasaran, menjaga defisit dalam batas aman, dan memberikan kepastian arah kebijakan ekonomi bagi pelaku usaha,” ucap dia.

Charles berharap, konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia dapat segera berakhir. Mengingat perang menyebabkan banyak korban sipil berjatuhan.

“Kita berharap perdamaian dapat segera terwujud sehingga stabilitas ekonomi dunia dapat terjamin, termasuk untuk Indonesia,” tegas dia.