Empati

Literasi Digital untuk Bantu Lansia Terhubung dengan Dunia Luar

Di tengah kemajuan teknologi yang semakin canggih, kaum lansia kesulitan beradaptasi dengan teknologi terkini atau gagap teknologi (gaptek). Itu sebabnya mereka perlu dibantu dengan literasi digital agar dapat menyesuaikan diri dan memudahkan aktivitas keseharian mereka. Ini pula yang mendorong Axel Feivel Hutapea mendirikan Komunitas Age Connected.

“Latar belakan didirikannya adalah Age Connected untuk membantu kaum Lansia beradaptasi dengan situasi sekarang. Kami mendatangi komunitas Lansia, mereka kami bantu di bidang literasi digital, yakni literasi transportasi online, belanja online, kesehatan online dan komunikasi online. Harapannya, para Lansia bisa terbantu dan tetap terhubung dengan keluarga, teman dan dunia luar,” kata Axel Hutapea, Founder Komunitas Age Connercted dalam keteranganya, Senin (14/8/2023).

Gerakan Peduli Lansia

Ide Age Connected, papar Axel, terinspirasi dari keseharian kakek dan neneknya di masa pandemi COVID-19.

“Ide ini muncul setelah mengamati keseharian kakek dan nenek yang biasa saya panggil Ompung Doli dan Ompung Boru. Keduanya masuk kategori lanjut usia dan kesulitan memanfaatkan teknologi karena berbagai faktor, di antaranya keterbatasan panca indra, banyak fitur aplikasi yang kurang ramah lansia dan kurangnya sosialisasi secara persuasif terhadap orangtua kita,” katanya.

Itu pula yang yang mendorong Axel tergerak mendirikan Age Connected, untuk membantu kaum Lansia beradaptasi dengan penggunaan teknologi dasar praktis bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

“Visi Age Connected adalah memberikan kualitas hidup lansia melalui literasi digital. Sedangkan misinya meningkatkan kualitas hidup Lansia, meningkatkan kreativitas Lansia, meningkatkan kepercayaan diri Lansia. Harapan saya, para Lansia bisa terbantu dengan kegiatan Age Connected, tetap terhubung dengan keluarga, teman dan dunia luar melalui HP pintar,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan manfaat literasi digital yang diberikan Age Connected bagi lansia:

  • Komunikasi dan Koneksi: Literasi digital memungkinkan lansia untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman, dan anggota komunitas melalui platform media sosial, email, dan panggilan video. Ini membantu mengatasi isolasi sosial dan menjaga hubungan yang kuat.
  • Akses ke Informasi: Dengan literasi digital, lansia dapat mengakses informasi kesehatan, berita terkini, dan pengetahuan lainnya secara online. Mereka dapat mencari informasi tentang kesehatan, gaya hidup, atau minat pribadi dengan mudah.
  • Pendidikan dan Pembelajaran: Lansia yang literat digital dapat mengakses platform pendidikan online atau sumber daya belajar untuk terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Ini bisa membantu menjaga otak tetap aktif dan terlibat.
  • Pelayanan Kesehatan: Literasi digital dapat membantu lansia dalam mengakses layanan kesehatan secara online, seperti membuat janji temu dengan dokter, mengatur pengambilan obat, atau mendapatkan informasi medis yang relevan.
  • Berbelanja dan Jasa Online: Lansia dapat memanfaatkan literasi digital untuk berbelanja secara online, memesan barang dan jasa, serta melakukan pembayaran elektronik. Ini mengurangi kebutuhan untuk pergi keluar rumah dan memudahkan proses berbelanja.
  • Hiburan dan Rekreasi: Dengan literasi digital, lansia dapat menikmati hiburan online seperti menonton film, mendengarkan musik, atau membaca buku elektronik. Ini membantu mengisi waktu luang dengan aktivitas yang bermanfaat.
  • Pemberdayaan: Literasi digital memberikan lansia rasa pemberdayaan karena mereka merasa lebih mandiri dalam mengatasi tugas-tugas sehari-hari yang melibatkan teknologi. Ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian.
  • Keterlibatan Sosial: Lansia dapat terlibat dalam kelompok-kelompok online atau forum diskusi untuk berbagi minat dan pengalaman. Ini membantu mereka tetap terlibat dalam komunitas dan menemukan teman sebaya.

“Penting untuk diingat bahwa literasi digital memerlukan waktu dan dukungan dalam proses pembelajarannya. Lansia mungkin memerlukan pelatihan dan panduan untuk mengatasi kendala teknis dan emosional yang terkait dengan menggunakan teknologi digital,” paparnya.

Literasi Age Connected

Menurut Axel Hutapea kegiatan literasi digital untuk kaum lansia yang terbaru yang dilakukan Age Connected adalah di Karang Taruna, Jembatan Lima, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2023) yang dihadiri kurang lebih 30 orang Lansia.

Dalam kegiatan ini, lansia awalnya merasa canggung menggunakan ponsel pintar. Namun setelah diberi penjelasan dan langsung praktik, para lansia itu antusias untuk belajar.

Dia mencontohkan Dewi (65 tahun). Awalnya dia merasa canggung dengan ponsel pintarnya, tetapi kini dia dapat menggunakan aplikasi pesan dari video call. Sekarang dia bisa berbicara dengan anaknya yang jauh di luar kota. Demikian halnya dengan Winarto (70 tahun). Dengan belajar literasi digital dia bisa membeli barang secara online melalui aplikasi.

Sementara Ketua RW setempat, Caherul Anwar sangat mendukung kegiatan literasi digital ini. “Semoga program ini bisa membuat lansia lebih mandiri,” paparnya.

Axel juga menjelaskan kegiatan literasi digital ini sudah berjalan beberapa kali dan dimulai sejak 17 Maret 2023 di Panti Jompo Pusaka 41 Cengkareng  Jakarta Barat yang diikuti 30 lansia.



Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button