Gejolak Geopolitik, Komisi II Dorong Pengurangan Impor Pangan


Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima menekankan pentingnya pengurangan ketergantungan terhadap impor, terutama di sektor pangan dan energi. Ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah situasi global yang tidak menentu.

“Ya pengurangan impor itu harapan kita, karena salah satu pertumbuhan ekonomi yang paling nampak itu bagaimana ketergantungan impor kita. Produk domestik bruto kan selain investasi konsumsi, government spending dan pajak itu adalah ekspor minus impor,” ujar Aria Bima kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (25/6/2025).

Dia mengatakan, ketergantungan impor terutama untuk kebutuhan mendasar seperti pupuk kimia masih berasal dari luar negeri. Dia menargetkan pada Juli 2026 impor dari komoditas pangan harus berkurang.

“Ini harus terkurangi dengan memberikan program kementerian pertanian untuk memperkuat aspek-aspek yang terkait dengan tanaman pangan yang tidak tergantung dengan pupuk kimia. Yang mana pupuk kimia ini bahan baku kita impor loh,” katanya.

Menurutnya, dalam situasi ketidakpastian global sektor pangan merupakan salah satu andalan dalam negeri.

“Kita harus tetap optimis karena bangsa ini adalah bangsa yang sebenarnya semua hal ada tinggal bagaimana cara pengurangan kita,” ucapnya.

Di sisi lain, menurutnya stabilitas politik dalam negeri dinilai masih terjaga. Namun, dia mengingatkan bahwa krisis pangan dan tenaga kerja bisa memicu krisis sosial yang berujung pada ketidakstabilan politik.

“Tetapi kalau terjadi krisis pangan dan krisis tenaga kerja ini bisa berdampak pada krisis sosial. Ini bisa berdampak pada krisis sosial yang bisa potensi menjadi krisis politik,” jelasnya.