News

Genangan di Pusat Bisnis Era Anies Tak Separah Banjir Saat Ahok

Volume genangan air di kawasan strategis atau pusat bisnis tepatnya di Jalan MH. Thamrin, Jakarta semakin berkurang saat kepemimpinan Gubernur DKI Anies Baswedan, ketimbang saat banjir di era Gubernur Basuki Tjahjaja Purnama (Ahok).

“Seperti Thamrin di era Anies ini memang tidak separah dulu sih,” ujar Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah kepada Inilah.com, Rabu (8/12/2021).

Trubus mengakui janji Anies banjir Ibu Kota surut dalam waktu 6 jam pun terealisasi. Terlihat dari data BPBD DKI Jakarta genangan dan banjir di sejumlah titik wilayah di Jakarta Timur, yakni seperti di Kelurahan Cipinang Melayu, Kelurahan Makassar, dan Kelurahan Kebon Pala beberapa waktu lalu surut dalam waktu sekitar 2 jam.

“Ada juga daerah yang surut kurang dari enam jam kemudian lebih dari enam jam juga ada hanya sedikit saja,” ucap Trubus.

Menurut dia, keberhasilan menangani banjir efek dari kebijakan Anies seperti memastikan aliran air tidak terhambat dengan membersihkan gorong-gorong hingga sungai, naturalisasi kanal banjir barat sekitar kawasan Dukuh Atas, memasang alat pengukur curah hujan di 267 kelurahan.

Kemudian naturalisasi Kali Ciliwung Lama (tepi Jalan Kerapu), Pademangan, Jakarta Utara, kelima naturalisasi waduk Kampung Rambutan, Sunter Selatan sisi timur, dan Cimanggis. Menyiapkan 1.262 lokasi pengungsian daya tampung 105.804 jiwa, serta membuat sumur resapan.

“Pembuatan sumur resapan itu karena kontraktor tidak profesional dan pengawasan lemah. Tetapi kalau bicara dampak yang dilakukan Pak Anies, ya sudah ada dampak genangan air bisa tertampung,” ungkap Trubus.

Data BPBD Jakarta 

Merujuk dari data yang pernah diunggah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta dengan rentang waktu 19 tahun terakhir. Tepatnya dari era kepemimpinan Gubernur Sutiyoso terakhir Anies Baswedan, khusus banjir terparah pada bulan Februari. Tercatat saat Anies area strategis di Ibu Kota nihil dari banjir.

Berikut data-datanya yang dirangkum Inilah.com :

1. Era Gubernur Sutiyoso

2 Februari 2002

– Curah hujan tertinggi: 168 mm/hari

– RW tergenang: 353

– Luas area tergenang: 168 km2

– Area strategis: Ya

– Pengungsi: 154.270

– Jumlah lokasi pengungsi: N.A

– Korban meninggal dunia: 32

– Waktu surut >95 % genangan: 6 hari

2. Era Gubernur Fauzi Bowo

2 Februari 2007

– Curah hujan tertinggi: 340 mm/hari

– RW tergenang: 955

– Luas area tergenang: 455 km2

– Area strategis: Ya

– Pengungsi: 276.333

– Jumlah lokasi pengungsi: N.A

– Korban meninggal dunia: 48

– Waktu surut >95 persen genangan: 10 hari

3. Era Gubernur Joko Widodo (Jokowi)

17 Januari 2013

– Curah hujan tertinggi: 100 mm/hari

– RW tergenang: 599

– Luas area tergenang: 240 km2

– Area strategis: Ya

– Pengungsi: 90.913

– Jumlah lokasi pengungsi: 1.250

– Korban meninggal dunia: 40

– Waktu surut >95 persen genangan: 7 hari

4. Era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

11 Februari 2015

– Curah hujan tertinggi: 277 mm/hari

– RW tergenang: 702

– Luas area tergenang: 281 km2

– Area strategis: Ya

– Pengungsi: 45.813

– Jumlah lokasi pengungsi: 409

– Korban meninggal dunia: 5

– Waktu surut >95% genangan: 7 hari

5. Era Gubernur Anies Baswedan

1 Januari 2020

– Curah hujan tertinggi: 377 mm/hari

– RW tergenang: 390

– Luas area tergenang: 156 km2

– Area strategis: tidak

– Pengungsi: 36.455

– Jumlah lokasi pengungsi: 269

– Korban meninggal dunia: 19

– Waktu surut >95% genangan: 4 hari

20 Februari 2021

– Curah hujan tertinggi: 226 mm/hari

– RW tergenang: 113

– Luas area tergenang: 4 km2

– Area strategis: Tidak

– Pengungsi: 3.311

– Jumlah lokasi pengungsi: 44

– Korban meninggal dunia: 0 (data terbaru 5 orang meninggal)

– Waktu surut >95% genangan: dalam penanganan

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Willi Nafie

Jurnalis, setia melakukan perkara yang kecil untuk temukan hal yang besar
Back to top button