Geopark Kaldera Toba Dapat Kartu Kuning UNESCO, Kemenpar Panggil Pengelola untuk Evaluasi


Kementerian Pariwisata memanggil pengelola Geopark Kaldera Toba untuk memberikan penjelasan terkait peringatan kartu kuning yang diberikan oleh UNESCO dalam rapat UNESCO Global Geopark di Maroko, 4-5 September 2023 lalu. Kartu kuning ini menandakan sejumlah kriteria UNESCO belum terpenuhi di kawasan tersebut.

Dr. Azizul Kholis, General Manager Badan Pengelola Kaldera Toba UNESCO Global, menyatakan Gubernur Sumatera Utara telah memberikan perhatian khusus untuk memulihkan status Geopark Kaldera Toba kembali ke kartu hijau. “Kami butuh waktu dua bulan untuk berbenah, sebelum asesmen ulang oleh UNESCO pada 15 Juli 2025 mendatang,” ujar Azizul di Jakarta, Jumat (16/5) dikutip dari Antara.

Meski dihadapkan pada tantangan, Azizul optimistis kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan berbagai pemangku kepentingan akan mengembalikan Kaldera Toba ke posisi terbaiknya.

Langkah Konkret Kemenpar

Deputi Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menegaskan Kementerian Pariwisata telah menyiapkan langkah-langkah konkret untuk memenuhi rekomendasi UNESCO. Fokus perbaikan mencakup:

Diversifikasi cerita geologi dan perluasan survei warisan geologi.

  • Inventarisasi warisan alam, budaya, dan buatan.
  • Peningkatan visibilitas dan kemitraan melalui panel interpretasi.
  • Penguatan jejaring dan pelatihan dengan geopark lainnya di Indonesia.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Kaldera Toba, pemerintah daerah, dan mitra terkait untuk menyusun siteplan Geosite pada 2026, guna memperkuat struktur dan manajemen sesuai pedoman UNESCO,” jelas Hariyanto.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemenpar telah mempersiapkan pembuatan panel interpretasi di berbagai geosite Kaldera Toba dan menyelenggarakan event-event MICE untuk mendukung promosi kawasan wisata ini.

Dukungan Anggaran dan Infrastruktur

Kementerian Pariwisata turut mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 sebesar Rp56,6 miliar untuk pengembangan infrastruktur dan kegiatan nonfisik di kawasan Danau Toba. DAK ini dialokasikan untuk delapan kabupaten di sekitar Danau Toba: Dairi, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Toba, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Samosir.

Dana tersebut digunakan untuk revitalisasi geosite seperti Monkey Forest Sibaganding dan Geosite Pulau Sibandang, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan koordinasi teknis.

Selain Geopark Kaldera Toba, beberapa kawasan lain juga mendapat kartu kuning dari UNESCO, seperti Gua Zhijindong (Tiongkok), Taman Nasional Regional Luberon (Prancis), Madonie (Italia), dan Colca y Volcanes de Andagua (Peru). Kartu kuning merupakan peringatan bahwa pengelola kawasan belum memenuhi sejumlah standar yang ditetapkan.