Market

Harga Anjlok Terus, Masa Depan Suram Hilirisasi Nikel Indonesia

Hilirisasi nikel yang selalu digembar-gemborkan Presiden Jokowi, seolah-olah kebijakan brilian, perlu diluruskan. Bahwasanya proses pemurnian bijih nikel sangat sederhana, tak perlu ilmu yang tinggi-tinggi.

“Hilirisasi industri itu, teori ekonomi kuno. Proses smelter atau pemurnian bijih nikel, prosesnya sederhana. Bukan rocket science. Tapi hebohnya seperti sudah bisa mendarat di bulan saja,” kata Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Jakarta, Senin (28/6/2023).

Yang lebih parah, kata Anthony, investasi hilirisasi smelter nikel, dikuasai asing. Dengan insentif yang ugal-ugalan pula. Dan, belakangan banyak kasus yang terkuak. Mulai dari korupsi tambang nikel PT Antam (Persero) Tbk di Blok Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara hingga penyelundupan bijih nikel ke China sebanyak 5,3 juta ton.

“Mungkin investasi ini bekerja sama dengan mitra lokal-nya para pejabat yang sedang berkuasa. Yang bisa mengatur siapa yang dikasih izin,” kata Anthony.

Selanjutnya, Anthony membuka catatan yang menyebut bisnis nikel di tahun ini, semakin redup. Kuartal II-2023, ekspor nikel terus turun baik dibandingkan kuartal I-2023 (quarter to quarter/qtq), atau kuartal II-2022 (year on year/yoy). “Turunnya ekspor nikel mungkin akan terus berlanjut hingga tahun pemilu 2024,” tegasnya.

Ekspor sejumlah produk smelter nikel pada kuartal II-2023 dibandingkan kuartal II-2022, mengalami penurunan yang signfikan. Mulai dari produk smelter nikel berupa ferronikel (HS72026000), pig iron (HS75011000) dan nickel oxide (HS75012000). Di mana, ekspor ferronikel anjlok 70,6 persen, pig iron terjun bebas 71 persen, dan nickel oxide turun hingga 57,4 persen.

Anjloknya ekspor produk nikel pada kuartal II-2023, karena volume dan harga nikel dunia turun tajam. Volume ekspor untuk ferronikel, pig iron dan nickel oxide masing-masing turun 59,7 persen; 61,1 persen dan 38,3 persen. Sedangkan harga ferronikel, pig iron, dan nickel oxyde masing-masing turun 27,1 persen; 25,5 persen dan 31 persen.

Kalau dibandingkan dengan kuartal I-2023, ekspor produk nikel di kuartal II-2023 juga anjlok. Masing-masing turun 72 persen, 78 persen, dan 48,8 persen untuk ferronikel, pig iron, dan nickel oxide.

Penurunan tajam ini juga akibat volume ekspor dan harga nikel dunia turun secara triwulanan. Penurunan volume ekspor kuartal II-2023 untuk ferronikel, pig iron dan nickel oxide, masing-masing 68,1 persen; 74,6 persen dan 54,6 persen.

Sedangkan harga jual ferronikel turun 12,3 persen dan pig iron (HS75011000) turun 13,3 persen. Khusus nickel oxide harga jual di kuartal II-2023, naik 12,8 persen, setelah turun terus dalam empat triwulan sebelumnya.

“Secara keseluruhan, ekspor ketiga jenis produk hasil hilirisasi nikel di kuartal II-2023 turun 71,1 persen dibandingkan kuartal I-2023,” kata Anthony.

Sedangkan harga nikel di kuartal III-2023, menurutnya, masih diperkirakan turun. Nasib ekspor komoditas hilirisasi smelter nikel pada 2024, kemungkinan masih suram.

“Yang sudah pasti suram adalah pencemaran dan kerusakan lingkungan di daerah tambang nikel. Seperti kawasan hutan lindung di Blok Mandiodo, Sulawesi Tenggara. Beberapa pihak sudah tersangka. Tapi, pelaku utamanya masih bebas. Semoga Kejagubf bisa segera membongkarnya,” pungkas Anthony.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button