Market

Harga Pangan Masih Picu Inflasi Januari 0,04 Persen


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,04 persen pada Januari 2024 jika dibanding dengan IHK bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi masih dipicu kenaikan harga pangan sebesar 5,8 persen.

“Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,15 pada Desember 2023 menjadi 105,19 pada Januari 2024,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Amalia menjelaskan untuk tahun 2024 ini BPS menggunakan tahun dasar tahun 2022 dari sebelumnya menggunakan tahun dasar 2028, yang memuat beberapa faktor perhitungan seperti komposisi nilai konsumsi, cakupan wilayah dan cakupan paket komoditas.

Untuk komposisi nilai konsumsi berubah menjadi 38,04 persen dan nonmakanan sebesar 61,9 persen. Adapun cakupan wilayah yang pada 2028 hanya 90 kabupaten/kota menjadi 150 kabupaten/kota. Demikian juga dengan cakupan paket komoditas dari 835 komoditas di 2018 menjadi 847 komoditas.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan mencapai 2,57 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,04 persen (year-to-date/ytd). Untuk tingkat inflasi y-on-y komponen inti Januari 2024 sebesar 1,68 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,20 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,20 persen.

Selama bulan Januari, lanjutnya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,84 persen. Untuk kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,02 persen.

Adapun kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,58 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,20 persen. Lantas untuk kelompok kesehatan sebesar 1,88 persen, kelompok transportasi sebesar 1,11 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,68 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,57 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,37 persen.

Dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,01 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen.

Inflasi provinsi tertinggi terjadi di Provinsi Papua Tengah sebesar 4,76 persen dengan IHK sebesar 107,60 dan terendah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,21 persen dengan IHK sebesar 103,60.

Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kab Toli Toli sebesar 6,76 persen dengan IHK sebesar 110,31 dan terendah terjadi di Mamuju sebesar 0,86 persen dengan IHK sebesar 103,26. Sementara deflasi y-on-y terjadi di Kab Belitung Timur sebesar 0,41 persen dengan IHK sebesar 103,29.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button