Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam peringatan Hari Kewirausahaan Nasional yang diperingati setiap 10 Juni, mengingatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Jumlah pengusaha UMKM di seluruh Indonesia saat ini diperkirakan 60 juta unit.
“Jumlah UMKM ada 60 juta usaha, yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Anindya mengatakan pemerintah saat ini juga memandang UMKM sebagai mitra strategis, hal itu dibuktikan dengan adanya sejumlah program untuk menjalin kemitraan antara pemerintah dengan pengusaha UMKM. Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan dari sisi fiskal supaya UMKM naik kelas.
“Pemerintah menggelontorkan KUR (kredit usaha rakyat), kalau tidak salah sekitar Rp250 triliun. Lalu, yang ada program makan bergizi gratis (MBG) Rp200 triliun, ini membuat teman-teman UMKM bukan hanya tumbuh, tapi juga naik kelas,” kata Anindya.
Oleh karena itu, Kadin menyambut baik penetapan Hari Kewirausahaan Nasional yang dicanangkan sejak tahun lalu setiap 10 Juni.
Ia menilai momen ini sebagai simbol dari perjuangan panjang para pengusaha muda untuk memajukan UMKM di Indonesia.
Penetapan Hari Kewirausahaan Nasional ini juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
“Kalau saya lihat, hari ini hari yang bagus, karena ini 10 Juni ditetapkan sebagai Hari Kewirausahaan Nasional. Jadi ini ulang tahun pertama. Ini perjuangan panjang, Hipmi 53 tahun sampai di sini,” katanya.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI sekaligus Ketua Dewan Kehormatan BPP Hipmi Bahlil Lahadalia, menekankan bahwa penetapan 10 Juni sebagai Hari Kewirausahaan Nasional bukan keputusan tanpa dasar.
“Tanggal 10 Juni ditetapkan sebagai Hari Kewirausahaan Nasional itu bukan tanpa alasan. Itu sama dengan hari kelahiran Hipmi, tanggal 10 Juni. Tidak akan mungkin negara kita ini maju kalau jumlah pengusahanya itu masih sedikit. Dan memang kami membutuhkan pengusaha-pengusaha yang patriot, yang nasionalis,” kata Bahlil.
Bahlil menambahkan hal itu sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar para pelaku usaha di Indonesia mengedepankan semangat kebangsaan dalam menjalankan bisnisnya.
“Ini sejalan dengan apa yang disampaikan Presiden Prabowo agar menjadi pengusaha yang betul-betul pengusaha nasionalis. Yang menjadi benteng pertahanan ekonomi nasional Indonesia itu UMKM, bukan pengusaha-pengusaha besar. Jadi UMKM ini menurut saya adalah fondasi ekonomi nasional,” kata Bahlil.