Friday, 07 February 2025

Hasil Panen bakal Melimpah, Produksi Jagung Surplus 9 Juta Ton dari Kebutuhan Domestik

Hasil Panen bakal Melimpah, Produksi Jagung Surplus 9 Juta Ton dari Kebutuhan Domestik


Ucapan pemerintah soal target swasembada pangan tidak main-main. Produksi pertanian akan melimpah tahun ini, bahkan sampai bikin Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) bingung cari tempat penampungan hasil panen.

Produksi padi diperkirakan akan naik hingga 50 persen pada Januari, Februari, dan Maret. Begitu juga dengan produksi jagung yang mengalami lonjakan luar biasa.

“Justru sekarang kita lagi bingung ini. Karena kapasitas industri pabrik kita itu enggak akan cukup menampung hasil produksi tahun ini. Karena itu, kita larang impornya,” katanya, di Jakarta, dikutip Kamis (23/1/2025).

Zulhas mengatakan, produksi jagung diperkirakan mencapai 20 juta ton, sementara kebutuhan domestik hanya sekitar 11 juta ton. Hal itu menyebabkan pihaknya harus mengambil langkah tegas untuk melarang impor jagung, beras, dan produk pertanian lainnya, demi menjaga keseimbangan pasar dalam negeri.

Dia menambahkan, pemerintah kini sedang bekerja keras bersama Kementerian Pertanian dan Bulog untuk membeli hasil panen petani agar tidak terjadi penurunan harga yang merugikan mereka.

“Kalau enggak dibeli, harganya hancur, mereka enggak mau tanam lagi. Maka itu, ke depan akan problem lagi kita,” ujarnya.

Pemerintah, kata dia, telah menetapkan harga pembelian gabah di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram dan jagung Rp5.500 per kilogram.

“Kami sedang mengoordinasikan seluruh stakeholder untuk mendukung Bulog dalam menampung hasil panen ini,” katanya pula.

Zulkifli juga menyebutkan, selain untuk kebutuhan pangan, hasil jagung juga akan digunakan untuk berbagai industri lain, seperti pakan ternak dan produk olahan lainnya.

Muhammad Reza Panangian