Hidup Rakyat Makin Sengsara, Tabungan di Bank Ditarik Demi Penuhi Kebutuhan


Ketika penghasilan tak kuat lagi menahan gempuran kenaikan harga barang dan jasa, serta menopang kebutuhan lain, masyarakat pasti melongok simpanannya di bank.

Masih untung jika tabungan masih ada, bisa diambil walau terpaksa. Jika tak punya, bisa pinjam saudara atau teman, kalau ada. Asal jangan kena pinjaman online (pinjol) yang bunganya mencekik leher.

Berdasarkan catatan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), terjadi penurunan atas simpanan masyarakat di perbankan pada April 2025. Untuk simpanan di bank tiering nominal Rp500 juta-Rp1 miliar, Rp200 juta-Rp500 juta, Rp100 juta-Rp200 juta, dan nominal kurang dari Rp100 juta, masing-masing -0,3 persen; -0,4 persen; -0,5 persen; dan -3 persen secara bulanan (minus berarti turun).

Menurut Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, adanya libur panjang Lebaran 1445 Hijriah pada akhir Maret hingga awal April 2025, mengerek belanja masyarakat.  “Karena rupanya di Maret mereka menghabiskan duit lebaran dan di dua minggu pertama April,” kata Purbaya, Jakarta, diutip Kamis (29/5/2025).

Dikatakan, tren penurunan tabungan masyarakat per April 2025, merupakan hal yang wajar. Mengingat musim liburan menjadi momentum masyarakat memiliki pengeluaran lebih.

Purbaya meyakini, tingkat tabungan masyarakat akan naik kembali pada sisa tahun ini, mengingat tren pertumbuhan justru terjadi apabila dilihat dari awal tahun.

“Jadi, ini sesuatu yang penting adalah [tabungan] dari Januari ke sini naik. Kalau liburan mungkin menghabiskan duit. Saya pikir ke depannya akan membaik lagi,” tuturnya.

Adapun, data LPS juga menunjukkan bahwa tiering nominal simpanan Rp1 miliar-Rp2 miliar tumbuh 0,4 persen dalam satu bulan, diikuti kelompok Rp2 miliar-Rp 5 miliar yang naik 0,5 persen, dan kelompok lebih dari Rp5 miliar yang naik 0,7 persen.

Secara total, LPS mencatat simpanan nasabah di perbankan mencapai Rp9.075,92 triliun hingga bulan keempat tahun ini. Realisasi itu meningkat 4,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Laporan senada disampaikan Mandiri Institute yang mencatat indeks tabungan dari seluruh kelompok penghasilan lebih rendah pada Mei 2025, terjun bebas dibandingkan Mei 2024.

Di mana, indeks tabungan kelompok bawah atau nasabah yang saldo tabungannya kurang dari Rp1 juta, jeblok ke level 79,6 pada Mei 2025. Atau lebih rendah 6,3 poin dibandingkan Mei 2024 yang masih 85,9.

Sementara, tabungan kelompok menengah dengan saldo rata-rata Rp1 juta hingga Rp10 juta, turun tapi tipis. Dari 100,9 menjadi 100,8 pada Mei 2025. Kelompok atas dengan saldo di atas Rp10 juta juga turun dari 96,7 menjadi 93,3 pada Mei 2025.

“Sepanjang 2025, tabungan terutama kelompok bawah, trennya turun,” kata Head of Mandiri Institute, Andre Simangunsong, Senin (19/5/2025).

Penurunan indeks tabungan ini, sejalan dengan melemahnya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga Maret 2025, DPK hanya tumbuh 4,75 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2024 yang sebesar 7,44 persen secara tahunan.