Hidup Semakin Berat, Riset YouGov: Generasi Roti Tumpuk Terpaksa Menumpuk Utang


Tantangan berat, kini dihadapi warga RI yang harus membiayai orang tua, sekaligus anaknya, atau dijuluki generasi roti tumpuk (sandwich generation). Di era perekonomian sedang tidak baik-baik saja, mereka terpaksa menumpuk utang.

Bahkan, riset YouGov Indonesia terhadap 2.067 responden di Indonesia, membeberkan, generasi roti lapis ini, keuangannya semakin ngos-ngosan, karena beban pengeluaran membengkak. Apalagi dia harus membayar cicilan utang bulanan.

Dalam laporan YouGov Indonesia, bertajuk ‘Indonesia Personal Finance Outlook 2025: Rising Costs Resilient Minds’ pada awal kuartal II-2025, sebanyak 54 persen dari 2.067 responden itu, harus membuka kredit, paylater, pinjam uang atau menggadaikan barang demi hidup dalam setahun.

“Dan mayoritas di antaranya atau sebesar 36 persen, terus menambah jumlah pokok utangnya,” ungkap General Manager YouGov Indonesia, Edward Hutasoit, Jakarta, dikutip Jumat (21/6/2025).

Sedangkan generasi milenial, lanjut Edward, menjadi kelompok yang paling rajin mengutang ketimbang generasi lainnya. Angkanya mencapai 59 persen dari total responden. Sedangkan untuk Gen Z dan Gen X, proporsinya hanya setengah yang terjerembab utang dalam setahun.  

Untuk jenis utang yang dipilih generasi milenial, hampir rata. Terbanyak adalah berutang secara informal kepada teman, atau keluarga. Porsinya mencapai 30 persen. Disusul utang dari platform digital sebanyak 28 persen, dan 23 persen dari lembaga keuangan konvensional. “Milenial itu variatif, namun cenderung menggunakan pinjaman online (pinjol),” jelas Edward.

Beti alias beda tipis dengan Gen Z yang proporsi utang secara informal kepada teman atau keluarga, cukup mendominasi 25 persen. Disusul platform digital sebanyak 24 persen, dan berhubungan dengan lembaga keuangan konvensional hanya 17 persen.

“Tapi kalau melihat Gen X atau generasi yang lebih tua itu, condong kepada informal borrowing, seperti pinjam ke keluarga sebesar 33 persen, disusul fasilitas kredit konvensional sebesar 25 persen,” lanjutnya.

Jika kategori responden dimampatkan menjadi dua yakni yaitu generasi sandwich dan non-sandwich, tampak lebih jelas bahwa aktivitas meminjam berkorelasi dengan tekanan hidup.

YouGov Indonesia, mencatat, sebanyak 62 persen dari generasi sandwich,  mengaku terpaksa ‘ngutang’ dalam 12 bulan belakangan. Bisa lewat jalur informal (24 persen), platform paylater (22 persen), kartu kredit (16 persen), gadai barang atau jual barang (15 persen), perbankan konvensional (13 persen). Paling buncit lewat pinjol (11 persen).

Sementara generasi non-sandwich, hanya 47 persen dari mereka yang terpaksa menarik utang dalam setahun terakhir. Itupun meminjam dari paylater (18 persen).

Menariknya, YouGov mencatat, terdapat 31 persen dari generasi sandwich yang semakin ngos-ngosan membayar cicilannya. Sebanyak 18 persen terpaksa menunda pembayaran (kemplang) atau telat bayar. Sebanyak 13 persen hanya mampu membayar cicilan tidak penuh alias sebagian. Perihnya hidup generasi roti tumpuk.