Market

Suku Bunga Naik 4,25 Persen, Cicilan Bank Makin Bikin Pusing

Sabtu, 24 Sep 2022 – 14:15 WIB

Gedung Bank Indonesia (BI).

Kalau Anda punya utang di bank atau lembaga keuangan, apakah KPR, kredit kendaraan, atau kredit modal kerja, siap-siap merogoh kocek lebih dalam.

Lantaran beban bunga bakal naik, seiring keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek naik suku bunga acuan 50 basis poin menjasi 4,25 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, kecepatan penerapan suku bunga untuk kredit atau deposito oleh bank, biasanya berbeda. Misalnya, transmisi suku bunga kebijakan ke suku bunga deposito, perlu waktu satu kuartal, sedangkan kredit butuh dua kuartal.

“Sedangkan transmisi suku bunga kebijakan ke bunga kredit seperti kredit kepemilikan rumah (KPR) hingga 2 kuartal,” kata Perry.

Adapun Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5 persen.

“Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3,0±1 persen pada paruh kedua 2023,” ungkap Perry.

Merespons kenaikan suku bunga BI itu, Bank Mandiri sudah bersiap menaikkan kredit pinjamannya. Hal itu diutarakan Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha.

“Dapat kami sampaikan, secara umum diproyeksikan bank-bank akan membutuhkan waktu penyesuaian suku bunga simpanan dan kredit dalam 3-6 bulan ke depan. Penyesuaian ke dalam bunga kredit juga akan sangat bergantung kepada kualitas kredit di masing-masing bank sehingga adjustment tidak akan menimbulkan potensi kenaikan NPL ke depannya,” kata

Rudi, Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Pihaknya memperkirakan, pertumbuhan kredit pada 2022 masih akan kuat, bisa mencapai 9,9 persen (yoy) hingga akhir tahun, sejalan momentum pemulihan ekonomi.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, pertumbuhan kredit akan memengaruhi kredit konsumsi seperti KPR.

Ia memprediksi suku bunga KPR akan menurun dalam beberapa bulan ke depan, demi menarik nasabah KPR untuk meminjam, dengan catatan bunga pinjaman KPR akan meningkat tajam.

“Selain itu ada kekhawatiran inflasi karena naiknya harga BBM cukup berbahaya sehingga respons BI menaikkan bunga cukup agresif. Dampaknya terhadap sektor riil bisa mengurangi minat pelaku usaha meminjam dari perbankan,” ujar Bhima.

Menurut Bhima, melonjaknya suku bunga tersebut berpotensi berimbas pada menurunnya minat masyarakat membeli rumah pada tahun depan. Tak hanya itu, suku bunga kredit kendaraan bermotor menjadi mahal, dengan variabel utama keputusan beli motor via leasing.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button