Market

IMF Sebut Ekonomi Rusia Cukup Kuat Meski dalam Kondisi Perang

Prediksi banyak pihak yang menyebut jika Rusia akan mengalami resesi setelah negara-negara Barat mengembargo mereka terbantahkan. Hal ini terungkap dari proyeksi dari Dana Moneter Internasional atau IMF yang memastikan Rusia tidak akan mengalami resesi.

IMF menyebut kondisi perekonomian Negeri Beruang Putih itu akan tetap stabil berkat sokongan dari ekspor minyak mentah. Penyebabnya karena permintaan minyak mentah domestik relatif stabil.

IMF memang memperkirakan ekonomi Rusia akan terkontraksi sebesar 21,8 persen selama kuartal II-2022 secara tahunan (year-on-year/yoy). Untuk tahun 2022 ekonomi Rusia IMF perkirakan akan terkontraksi 3,4 persen.

Angka ini jauh dari proyeksi IMF sebelumnya pada Juli lalu yakni kontraksi sebesar 6 persen.

“Kontraksi ekonomi Rusia tidak terlalu parah dari yang diproyeksikan sebelumnya, mencerminkan ketahanan ekspor minyak mentah dan permintaan domestik dengan dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih besar dan pemulihan kepercayaan pada sistem keuangan,” kata IMF dalam laporan World Economic Outlook terbaru, dikutip dari AFP, Rabu (12/10/2022).

Rusia sendiri telah menerima sejumlah sanksi dari negara-negara Barat, salah satunya sanksi ekonomi sejak 24 Februari atau tepatnya serangan pertama Rusia ke Ukraina.

Namun dampak sanksi yang negara-negara Barat berikan ini sangat kecil terhadap Rusia. Kondisi ini jutru merugikan negara Barat karena Rusia akhirnya memangkas sebagian ekspor gas alamnya ke Eropa sebagai bentuk sanksi balasan dari Rusia.

Embargo Negara Barat Tak Buat Rusia Jadi Resesi

Sikap negara-negara Barat yang menyetop ekspor minyak Rusia justru bersifat sementara. Sebab Rusia mengalihkan jalur ekspor mereka kepada negara sekutu seperti China dan India.

“Ketika perusahaan-perusahaan Eropa dan AS mengurangi pembelian minyak Rusia, minyak Rusia dialihkan ke China dan India dengan harga diskon,” kata IMF.

Kebijakan moneter yang Rusia ambil untuk menyikapi ini cukup ampuh melindungi perekonomiannya. Salah satunya membatasi penukaran mata uang untuk melindungi rubel.

IMF memproyeksi perekonomian Rusia pada 2023 masih akan berkontraksi, namun angkanya masih tergolong kecil dari proyeksi awal. Perkiraannya ekonomi Rusia akan berkontraksi 2,3 persen atau turun dari perkiraan pada Juli lalu.

IMF justru memproyeksikan perekonomian Ukraina yang akan terpuruk. Sebab proyeksinya Ukraina akan mengalami kontraksi sebesar 35 persen pada tahun ini. Hal ini akibat dampak perang dengan Rusia, sehingga Ukraina belum bisa memulihkan ekonominya.

“Konflik telah menyebabkan krisis energi yang parah di Eropa yang secara tajam meningkatkan biaya hidup dan menghambat kegiatan ekonomi,” kata IMF.

“Secara lebih luas, konflik juga telah mendorong harga pangan di pasar dunia… menyebabkan kesulitan serius bagi rumah tangga berpenghasilan rendah di seluruh dunia, dan terutama di negara-negara berpenghasilan rendah,” tambahnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button