Infonya Banyak Simpang Siur, Ekonom tak Yakin Program 3 Juta Rumah Bakal Terwujud


Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyebut program pembangunan 3 juta rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serba tak jelas.

“Masih banyak simpang siur. Apakah programnya dapat subsidi bunga atau gratis untuk rakyat yang membutuhkan. Ada pernyataan, sebagian gratis, sebagian dapat subsidi bunga. Jika gratis apakah CSR? Aa dasarnya CSR? Perusahaan masuk ke program pemerintah,” ungkap Huda kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (5/7/2025).

Pertanyaan di benak Huda, masih banyak. Misalnya soal ukuran lahan rumah yang disempitkan menjadi seluas 18 meter-persegi (m2) dan 32 m2, apakah termasuk program 3 juta rumah?  

“Masih banyak juga masalah-masalah lainnya seperti kriteria penerima program dan sebagainya. Maka dari itu, program ini boleh saya bilang tidak akan berjalan dengan semestinya,” katanya.

Meski begitu, lanjut Huda, masyarakat sangat menantikan implementasi dari program tersebut. Mengingat angka backlog perumahan di Indonesia, masih cukup tinggi.

Harus diakui, program 3 juta rumah tujuannya cukup mulia, membantu masyarakat memiliki hunian yang layak.  “Jika sampai saat ini belum ada arah pembangunan yang jelas, saya rasa sampai tahun depan pun, program ini belum berjalan,” tegas dia.

Selanjutnya dia menyoroti sejumlah aspek yang perlu diperhatikan, seperti ketersediaan lahan untuk pembangunan perumahan yang masih ala kadar dan bersifat bantuan individu.

Padahal, kata dia, untuk mewujudkan program yang tepat, harus ada perencanaan lahan yang digunakan secara matang dan pasti. Misalnya, penggunaan lahan-lahan milik BUMN atau pemerintah yang terbengkalai.

“Kemudian, ada proses pembiayaan yang tidak kunjung dapat jawaban apakah gratis atau menggunakan skema subsidi bunga. Jikalau gratis bagaimana proses pembayaran kepada developer? Sedangkan di saat yang sama keuangan negara tengah berdarah-darah,” kata dia.

“Apakah melalui Bank Himbara? Bagaimana nasib perbankan tersebut terkait dengan likuiditas pembiayaan hingga subsidi bunga atau pembelian rumahnya? Semua harus jelas di awal. Saya ragu, program ini bisa berjalan dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan,” sambung dia.