Israel membebaskan 10 tahanan Palestina dari Gaza sehari setelah seorang narapidana meninggal dunia. Mereka kini berada dalam kondisi kesehatan kritis. Israel meningkatkan penangkapan warga Palestina ketika perang Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.
Kantor Informasi Tahanan di Gaza melaporkan dalam sebuah pernyataan bahwa 10 tahanan yang dibebaskan dari penjara Sde Teiman Israel telah tiba di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah. Kondisi kesehatannya kritis karena tindakan sewenang-wenang yang diambil terhadap mereka oleh administrasi penjara.
Para pria tersebut diangkut ke Gaza melalui penyeberangan Kissufim dengan ambulans Palang Merah. Sehari sebelumnya, Komisi Urusan Tahanan, yang berafiliasi dengan Organisasi Pembebasan Palestina, dan Klub Tahanan mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa mereka diberitahu tentang kematian tahanan administratif Muhyiddin Fahmi Saeed Najm, 60, dari Jenin, di Pusat Medis Soroka Israel.
Kedua kelompok tersebut mengatakan Najm telah ditahan sejak 8 Agustus 2023, dengan mencatat bahwa dia telah menghabiskan total sekitar 19 tahun di penjara pendudukan, sehingga menjadikannya masuk dalam daftar martir gerakan tahanan.
Najm pertama kali ditahan pada 1994 dan dipenjara selama 17 tahun, sebelum ditangkap lagi beberapa bulan sebelum dimulainya perang Gaza. Mereka mengatakan Najm, yang meninggalkan seorang istri dan enam orang anak, meninggal akibat kelalaian medis karena ia sama sekali tidak mendapatkan perawatan.
Israel meningkatkan penangkapan warga Palestina ketika perang Gaza dimulai di wilayah yang dilanda perang dan Tepi Barat yang diduduki. Para tahanan dan narapidana – banyak di antaranya yang ditahan di tahanan administratif – telah berbicara tentang penyiksaan dan penganiayaan yang mereka hadapi di tahanan.
Penahanan administratif memungkinkan warga ditahan dalam jangka waktu lama tanpa dituntut atau diadili, dan sering kali digunakan terhadap warga Palestina yang dianggap Israel sebagai ancaman keamanan. Kelompok hak asasi manusia mengecam praktik tersebut.
Gencatan senjata jangka pendek yang dicapai antara Israel dan kelompok Palestina Hamas pada 19 Januari telah mengakibatkan ribuan tahanan Palestina dibebaskan sebagai imbalan atas puluhan warga Israel dan asing yang ditahan di Gaza.
Tetapi Israel melanjutkan serangannya terhadap daerah kantong yang terkepung itu dua bulan kemudian karena tidak mau melanjutkan gencatan senjata. Lebih dari 52.000 orang telah tewas di Gaza sejak dimulainya perang, sebagian besar warga sipil, kata kementerian kesehatan wilayah tersebut.