Israel Siap Deportasi Aktivis Kapal Bantuan Madleen yang Ditangkap saat Menuju Gaza


Aktivis Swedia Greta Thunberg dan beberapa relawan lain penumpang kapal Madleen milik Freedom Flotilla Coalition (FFC) yang ditahan angkatan laut Israel setelah mencoba membawa bantuan langsung ke Gaza kini telah dibawa ke Bandara Tel Aviv untuk dideportasi.

Kelompok aktivis tersebut berangkat dari Italia pada 1 Juni dengan kapal Madleen membawa makanan dan perbekalan untuk Gaza. Pasukan Israel mencegat kapal tersebut di perairan internasional Senin (9/6/2025) dan menariknya ke pelabuhan Ashdod.

“Para penumpang ‘Selfie Yacht’ tiba di Bandara Ben Gurion untuk berangkat dari Israel dan kembali ke negara asal mereka,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam postingannya di X. “Mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi dan meninggalkan Israel akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan,” tambahnya.

Kelompok aktivis yang dikenal sebagai Koalisi Armada Kebebasan dan mengoperasikan kapal tersebut mengatakan mereka sedang diproses dan dipindahkan ke tahanan otoritas Israel. “Mereka mungkin diizinkan terbang meninggalkan Tel Aviv paling cepat malam ini,” katanya di media sosial.

Madleen dicegat sekitar 185 kilometer (115 mil) di sebelah barat pantai Gaza. Video yang dirilis sebelumnya oleh kelompok tersebut menunjukkan para aktivis mengangkat tangan saat pasukan Israel menaiki kapal. Salah satu dari mereka mengatakan tidak ada yang terluka saat penangkapan tersebut. 

Turki mengutuk intersepsi tersebut sebagai serangan keji. Iran mengecamnya sebagai bentuk pembajakan di perairan internasional. Sementara Presiden Emmanuel Macron meminta agar keenam warga negara Prancis yang berada di atas kapal itu diizinkan kembali sesegera mungkin.

Pada bulan Mei, kapal Freedom Flotilla lainnya, Conscience, rusak di perairan internasional lepas pantai Malta saat menuju Gaza. Para aktivis mengatakan mereka mencurigai adanya serangan pesawat tak berawak Israel. Serangan komando Israel tahun 2010 terhadap kapal Turki Mavi Marmara, yang merupakan bagian dari upaya serupa untuk menembus blokade laut, menewaskan 10 warga sipil.

Adalah, sebuah LSM Israel yang menawarkan dukungan hukum bagi minoritas Arab di negara itu, mengatakan para aktivis di atas kapal Madleen telah meminta layanannya. Kelompok itu kemungkinan akan dibawa ke pusat penahanan sebelum dideportasi.

Israel menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengizinkan lebih banyak bantuan ke Gaza guna meringankan kekurangan makanan dan pasokan dasar yang meluas. Saat ini ratusan orang meluncurkan konvoi darat sejak Senin (9/6/2025) dari Tunisia dengan tujuan mencapai Gaza.

Kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan sedikitnya 54.880 orang, sebagian besar warga sipil, telah tewas di wilayah itu sejak dimulainya perang. PBB menganggap angka-angka ini dapat diandalkan. Dari 251 orang yang disandera selama serangan Hamas, 54 masih ditahan di Gaza termasuk 32 orang yang menurut militer Israel telah tewas.