Market

Jaga Stok Migor Jelang Puasa dan Lebaran, DMO Sawit Naik 50 Persen

Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan menerangkan bahwa kenaikan domestic market obligation (DMO) sawit sebesar 50 persen, demi menjaga pasokan minyak goreng (migor) di dalam negeri. Khususnya menjelang puasa dan lebaran.

Kata Menko Luhut, kenaikan DMO sebesar 50 persen dari 300 ribu ton, menjadi 450 ribu ton demi menjaga pasokan dalam negeri dan stabilnya harga. “Pemerintah juga memutuskan untuk mendepositokan sebagian hak ekspor yang dimiliki eksportir saat ini. Jadi eksportir tetap dapat menggunakan hak ekspor tersebut nanti setelah situasi kembali mereda,” kata Menko Luhut dikutip dari Instagram resmi, Jakarta, Senin (6/2/2023).

Bagi pengusaha, Menko Luhut mengatakan pemerintah menjanjikan peningkatan insentif ekspor pengali Minyakita agar pasokan tetap terjaga. Selain itu, pemerintah akan melakukan pengawasan ketat berbasiskan data sistem informasi minyak goreng curah (simirah) dan menindak berbagai pelanggaran yang ditemukan di lapangan.

Di lain sisi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan membuka kembali hotline pengaduan masyarakat tentang berbagai pelanggaran yang terjadi terkait ketersediaan minyak goreng di pasaran. Hal ini dilakukan demi menindaklanjuti aduan masyarakat secara langsung.

“Semoga upaya ini bisa membantu menstabilkan harga minyak goreng pada posisi semula sehingga masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan mudah dan terjangkau harganya,” kata Menko Luhut.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Kasan menegaskan, sejak 1 Februari pasokan DMO untuk Minyakita dinaikkan 50 persen, menjadi 450 ribu ton per bulan, sampai dengan April 2023.

“Mudah-mudahan ke depan sudah ada lonjakan (pasokan Minyakita) yang signifikan, seperti yang disampaikan Pak Menteri Perdagangan (Zulkifli Hasan). Saya tidak bisa pastikan waktunya,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button