Jalan Terus Meski Dikritik, Pramono Mau Bangun Patung MH Thamrin Harapkan Doa Warga


Gubernur Jakarta Pramono Anung teguh dengan pendiriannya untuk membangun patung MH Thamrin yang baru dengan ukuran seperti patung Jenderal Sudirman. Alasannya, sebagai penghormatan terhadap tokoh Betawi.

“Dalam kesempatan ini, sebagai langkah awal hari ulang tahun Jakarta yang ke-498, saya juga ingin memohon doa restu dari Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian,” kata Pramono di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Jakarta Selatan, Sabtu (24/5/2025).

Rencananya, patung MH Thamrin yang sudah ada di Jalan Merdeka Selatan akan dipindahkan ke Balai Kota, lalu dibangun baru.

“Karena bagian penghormatan kita kepada tokoh Betawi, tokoh pemikir yang namanya MH Thamrin. Patung lamanya saya izin, Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian, saya akan taruh di Balai Kota, penghormatan kita kepada MH Thamrin,” ucap Pramono.

Dia memohon warga Jakarta mendukung setiap proses dari rencana itu. Dia meyakini, dengan segala kerja yang telah dilakukan bersama, warga Jakarta akan lebih bahagia dan sejahtera.

“Mudah-mudahan ini semuanya berjalan dengan baik dan kami akan meyakini bahwa Jakarta ke depan mudah-mudahan akan membuat warganya lebih bahagia, lebih sejahtera, lebih merasa memiliki dan yang paling penting adalah anak-anaknya bisa bersekolah dengan baik,” harap Pramono.

Wacana patung ini sudah bergulir sejak April lalu. Pramono sempat bilang biaya pembangunan ini bakal menggunakan dana Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

“Kita buatkan patung MH Thamrin yang baru, yang sejajar dengan Jalan Jenderal Sudirman sebagai simbol dari Jakarta,” kata Pramono kepada wartawan usai membuka acara Lebaran Betawi di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

Langkah ini sejatinya sudah mendapat kritik dari berbagai pihak. Salah satunya, Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah. Dia menilai rencana Pramono yang ingin buka taman 24 jam, pemindahan patung MH Thamrin hingga penambahan jam operasional perpustakaan dan museum bukan kebijakan yang tepat.

“Saya rasa kebijakan itu tidak tepat, karena banyak hal lain, kebijakan yang harusnya bisa langsung untuk kebutuhan masyarakat,” kata Trubus saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Minggu (4/5/2025).

Menurutnya, selain hanya buang-buang anggaran. Kebijakan itu hanya akan menguntungkan sejumlah pihak saja. “Kebijakan yang hanya menguntungkan kelompoknya saja,” ujar Trubus.