Market

Jangan Bandingkan Afrika, Eks Menkeu SBY Sebut RI Masih Bisa Tumpuk Utang

Mantan Menteri Keuangan (menkeu) era SBY, Chatib Basri sangat yakin Indonesia masih jauh dari risiko krisis utang. Jangan bandingkan dengan negara-negara di Afrika. Jadi silahkan menumpuk utang.

Dia bilang, risiko krisis utang di Indonesia relatif kecil. Lantaran, rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 38,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per Agustus 2022. Disebut masih aman.

“Even in the worst case scenario dengan rasio utang 40 persen dari PDB, masih relatif aman dengan kondisi seperti ini. Bunga cicilan kita sekitar 15 persen dari budget. Di kita, seharusnya kekhawatiran rasio utang tidak signifikan,” kata Chatib dalam acara Mandiri Sekuritas Market Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Menurut ekonom senior ini, beberapa negara berkembang, terutama di Afrika, berpotensi tinggi mengalami krisis utang. Ketika penyebaran pandemi COVID-19, mereka harus menaikkan defisit anggaran untuk mengatasi pandemi. Mau tak mau mereka harus menarik utang besar-besaran.

Dengan peningkatan suku bunga acuan bank sentral di berbagai negara, kata Chatib, negara-negara tersebut pun harus membayar bunga utang yang relatif lebih tinggi ketimbang sebelumnya.

Menurutnya, Indonesia justru diuntungkan sebagai salah satu negara dengan risiko krisis utang yang kecil. “Dengan risiko krisis utang itu, orang pasti lakukan relokasi, termasuk (melirik) ke kita (Indonesia). Itu sebabnya performance pasar modal kita, masih lumayan,” katanya.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik menyiarkan kabar baik bahwa pasar modal di Indonesia termasuk yang terbaik kelima di dunia.

Tahun ini, dia bilang, jumlah bursa di dunia yang mencatatkan kinerja positif, bisa dihitung jari. Tak lebih dari 10 negara, salah satunya Indonesia. Sepanjang 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pertumbuhan sekitar 6 persen.

“Nilai rata-rata transaksi harian di bursa kita tumbuh kira-kira 14,5 persen dari sekitar Rp13 triliun, tahun ini kita mencapai Rp15,2 triliun,” kata Jeffrey.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button