News

Jokowi Digadang-gadang Jadi ‘King Maker’ Pemilu 2024

Berdasarkan hasil survei litbang Kompas yang mengukur seberapa kuat dampak endorsement presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap capres pada Pilpres 2024, menunjukkan bahwa sebanyak 15,1 persen ikut memilih siapapun yang didukung Jokowi dan sebanyak 35,7 persen responden menjawab masih mempertimbangkan hal tersebut.

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai hasil survei tersebut sebagai bukti bahwa masyarakat masih menunggu kejelasan soal sosok calon presiden (capres) yang benar-benar mendapatkan dukungan penuh dari Jokowi.

Mungkin anda suka

“Salah satu kuncinya nanti adalah publik masih menunggu dengan tegas, siapa yang bakal didukung oleh Jokowi. Karena selama ini masih penjajakan-penjajakan. Sehingga tadi saya katakan pak Jokowi itu masih dinilai bermain di banyak kaki gitu kan,” jelas Adib kepada inilah.com saat dihubungi pada Senin (14/11/2022).

Jokowi pun dia gadang-gadang sebagai king maker pada pemilu 2024. Menurutnya, sosok yang paling sering bertemu dengan Jokowi sampai pada akhir tahun 2023, bisa diasumsikan sebagai sosok yang bakal mendapat dukungan penuh dari Jokowi. “Makanya saya punya ungkapan begini kira-kira, siapa yang sering diajak ngopi pak Jokowi di akhir 2023, itulah yang didukung pak Jokowi,” sambungnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh pengamat politik Universitas Andalas Andri Rusta yang menyebutkan bahwa hingga kini Jokowi masih memiliki sumber daya politik, sehingga bukan hal yang tidak mungkin bagi Jokowi untuk menjadi king maker.

“Tentu bisa, karena dia punya sumber daya politik. Juga punya modal politik sebagai presiden dua periode, tentu dia punya sumber daya dan loyalis gitu, jadi sekarang pun kita lihat bahwa Jokowi sebenarnya sedang mempersiapkan penerusnya,” jelas Andri.

Sehingga Jokowi memiliki sisi bahwa ia tidak ingin jika nantinya penerusnya adalah orang yang berbeda secara ideologi maupun pola kepemimpinan.  “Tentu Jokowi sebagai bangsawan, negarawan, tentu Jokowi tidak ingin penerusnya adalah orang yang berbeda dengan dia secara ideologi, atau secara pola kepemimpinan. Tentu Jokowi inginnya adalah orang yang memang punya kesamaan visi dengan Jokowinya sebagai pemimpin negara ini,” terangnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button