Kanal

Hadapi El Nino, Saluran Irigasi di Serdang Bedagai Direhabilitasi

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan akan melakukan gerak cepat mengantisipasi kemungkinan adanya iklim ekstrim yang mempengaruhi jalannya produksi pangan.

Salah satunya di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut) tepatnya di wilayah Daerah Irigasi (DI) Sei Ular yang sedang dilaksanakan rehabilitasi saluran sekunder oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWS).

Pekerjaan rehabilitasi tersebut berada pada jaringan Sekunder pada daerah Irigasi Sei Ular dengan total 9.995 ha meliputi Daerah Irigasi Sub Sekunder Buluh seluas 4.020 Hektar, Sub Sekunder Perbaungan seluas 5.972 Hektar dan Daerah Irigasi Rawa Bogak seluas 1.972 Hektar.

Koordinator Teknik SNVJT PJPA BWS Sumatera II, Bachtiar Hutagaol mengatakan, wilayah Kecamatan yang terdampak perbaikan BWS meliputi Kecamatan Pegajahan, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Sei Rampah.

“Perbaikan pada Sub Sekunder Buluh telah mulai dilaksanakan sejak tahun 2022 dan masih berjalan sampai dengan tahun 2023,” ujar Bachtiar Hutagaol, Senin (28/8/2023).

Dia melanjutkan, pada awal kegiatan rehab dimulai, telah disepakati bersama oleh BWS, petani, Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) dan pemerintah kabupaten terkait agar pada musim Tanam Oktober-Maret (Okmar).

“Kegiatan rehab dinonaktifkan selama bulan Oktober pada awal pengolahan tanah sampai periode penanaman. pekerjaan rehab akan dilanjutkan dengan pengaturan debit. Pengaturan debit air yang masuk ke lahan dilakukan melalui pola rotasi air, dimana 10 hari air ditutup/dimatikan dan 6 hari air dibuka. Sampai dengan periode primordial debit air akan diatur. dengan begitu petani bisa mendapatkan suplai air dan tidak terganggu,” tuturnya.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, antisipasi lainnya juga sudah dirancang dengan percepatan tanam, infrastruktur air dan pencocokan validasi cuaca dengan menggunakan data BMKG.

“Selama ini kita selalu mempermasalahkan soal cuaca dan hama. Karena itu kita lakukan mapping serta kerjasama dengan BMKG. Yang pasti kita terus bergerak cepat,” kata Mentan SYL.

Lebih lajut Mentan SYL menjelaskan, keberhasilan Indonesia dalam menjaga ketersediaan pangan adalah modal utama dalam melakukan fokus kerja di tahun 2023 dengan pendekatan kerja yang harus berjalan efektif dan efisien.

“Program Pertanian di tahun 2023 itu sudah kita rancang pada tahun 2022, karena itu kita hanya perlu melakukan intervensi agar produksi tahun depan berjalan dengan lancar serta sesuai dengan harapan. Insyaallah cuaca bisa kita kendalikan,” katanya.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil mengatakan, rehabilitasi bangunan air akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa teralirkan ke sawah-sawah petani. Sehingga petani bisa menambah pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali.

“Insfrastruktur air ini juga sangat berguna dalam pengelolaan air lahan kering maupun tadah hujan,” kata Ali Jamil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button