News

Elektabilitas Ganjar Tercecer, Dipicu Testimoni Video Porno hingga Aksi Telepon Heru Budi

Elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) tercecer atau tertinggal dibandingkan bakal capres Prabowo Subianto. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Juli 2023 menyebutkan, elektabilitas Prabowo sudah mencapai 52 persen. sedangkan Ganjar baru 41,6 persen.

Menurut Peneliti LSI Denny JA, Hanggoro Dono Pamungkas, tertinggalnya elektabiliras Ganjar dari Prabowo itu bukan tanpa sebab. Hal ini dipicu blunder Megawati dan Ganjar sendiri.

Mungkin anda suka

“Ada Empat blunder Ganjar dan Mega juga dua gerakan cantik Prabowo. Ini gabungan antara blunder Ganjar dan PDIP dengan manuver Prabowo sendiri,” kata Hanggoro di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (31/7/2023).

Ia menjelaskan, blunder diistilahkan sebagai tindakan yang mengurangi tingkat elektabilitas bakal capres. Sedangkan, langkah cantik merupakan manuver yang berujung peningkatan elektabilitas bakal capres.

“Blunder pertama, wawancara Ganjar menonton video porno. Wawancara Ganjar dengan Deddy Corbuzier yang menyatakan apa salahnya menonton video porno selaku orang dewasa, segera menyebar dan viral kembali menjelang pemilu presiden 2024. Itu video lama yang diangkat kembali,” tutur dia.

“Publik yang menyatakan kurang wajar/tidak wajar sama sekali terhadap capres yang suka menonton video porno mencapai 86.1 persen,” kata Hanggoro menambahkan.

Sedangkan, blunder kedua menyangkut label petugas partai. Megawati menyebut presiden dalam hal ini Ganjar yang dicalonkan sebagai bakal capres dalah petugas partai. Megawati diketahui berulang-ulang mengatakan hal itu ke publik. Dahulu, dia menyebutkan hal itu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kini, untuk Ganjar Pranowo selaku bakal capres yang diusung PDIP.

“Capres memang tokoh yang ditugaskan oleh partai. Tapi jika sudah menjadi Presiden, lalu Presiden masih dipersepsikan sebagai petugas partai, ini memberi kesan partai politik lebih tinggi dibandingkan lembaga presiden. Atau seorang Presiden seolah bawahan atau petugas dari ketua umum partai yang mencalonkannya. Ini yang salah dan fatal,” kata Hanggoro memaparkan.

Lebih lanjut, Hanggoro menyebut, tertinggalnya elektabilitas Ganjar dari Prabowo juga tak lepas dari batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia beberapa waktu lalu. Sebab, Ganjar dipersepsikan ikut membuat batal perhelatan itu.

“Ganjar menjadi tokoh paling tinggi yang disalahkan atas batalnya piala dunia U-20. Sebesar 16.6 persen menyalahkan Ganjar,” imbuhnya.

Terakhir, kata Hanggoro, Ganjar dianggap cawe-cawe alias ikut campur menegur Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Sebab, muncul penilaian, Ganjar bertindak seperti Presiden saat ia menelepon Heru Budi untuk menyampaikan keluhan pedagang Pasar Warakas Tanjung Priok.

“Ganjar Pranowo juga sudah memberikan penjelasan. Ia hanya menyampaikan keluhan dari warga yang ia jumpai. Apa salahnya? Tapi di era menjelang pemilu presiden, langkah seorang cCapres akan selalu menjadi sorotan,” kata Hanggoro menegaskan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button