Kasus Suap Izin Tambang hingga Jejaring Bisnis Andrew Hidayat Mencuat Jelang IPO COIN


Rencana penawaran saham perdana atau Initial Publik Offering (IPO), PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), tinggal menghitung hari. Muncul kegaduhan luar biasa, gara-gara terungkapnya kasus hukum pemiliknya, Andrew Hidayat.

Di sisi lain, banyak tokoh besar yang melingkari Andrew Hidayat yang lahir pada  30 Januari 1985. Pemain tambang batu bara ini, terjerat kasus suap perizinan tambang pada 2015. Kasusnya menyeret politikus PDIP bernama Andriansyah. Atas perkara itu, majelis hakim Tipikor memvonis Andrew hukuman 2 tahun penjara.

Dari penelusuran jejak digital,  Andrew lewat MMS Group melakukan ekspansi bisnis digital dengan mendirikan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) pada 2021. Meski baru 2 tahun jalan, COIN berkembang pesat.

Pada 2023, MMS Group membangun bursa kripto (CFX), lengkap dengan kustodian (ICC) serta pengembangan sistem backend (KPI) yang sekarang disewa entitas kliring.

Berdasarkan prospektus IPO COIN yang diagendakan pada 9 Juli 2025 itu, tercantum 4 nama yang disebut sebagai pemilik manfaat utama (Ultimate Benefical Owner/UBO). Tentu saja, salah satunya adalah Andrew Hidayat.

Tiga nama lainya, Jeth Soetoyo (CEO PT Pintu Kemana Saja), Aaron Ang Nio (investor modal ventura) dan Budi Mardiono, pengusaha yang dekat dengan Andrew.

Ternyata, nama Budi Mardiono ini, tercatat sebagai salah satu Direktur PT Indobara Utama Mandiri (IUM). Informasi tersebut terkuak dari data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kemenkumham.

Asal tahu saja, PT Indobara Utama Mandiri (IUM) ini diduga kuat milik Andrew Hidayat. Perusahaan ini adalah pemenang lelang PT Gunung Bara Utama (GBU), aset rampasan korupsi Jiwasraya yang prosesnya diduga sarat permainan. Akibatnya, negara harus menanggung rugi triliunan rupiah.

Memang tak ada nama Andrew dalam data AHU tersebut. Namun banyak figur yang dekat dengannya, duduk manis sebagai petinggi IUM. Bisa jadi, struktur IUM merupakan nominee alias nama-nama pajangan saja, ditunjuk Andrew.

Untuk jajaran Komisaris COIN, ada dua kursi yang ada, yakni Presiden Komisaris/Independen yang dijabat John A Prasetio, serta Komisaris Independen yang dijabat Silvano Winston Rumantir.

John A Prasetio ini bukan tokoh sembarangan. Bekas Dubes RI untuk Korea Selatan, sempat menjadi Komisaris Lippo, serta beberapa grup besar seperti TOWR, GOTO, BEI.

Kini, Prasetio menduduki posisi lumayan strategis di Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Tepatnya menjadi Komite Manajemen Risiko BPI Danantara.

Tak lama kemudian muncul usulan agar BPI Danantara memiliki cadangan aset berupa Bitcoin. Atau aset kripto lainnya.  Apakah ini pertanda BPI Danantara bakal mengguyur dana jumbo untuk COIN?

Sedangkan  Silvano Winston Rumantir adalah eks direktur BNI yang hijrah ke MMS, dan kini memegang jabatan penting di grup bisnis milik Andrew Hidayat. Mudah-mudahan ini hanya kebetulan saja.

Tapi jangan salahkan jika ada yang menganalisa, ini ada benang merahnya. Menggambarkan relasi kuat antara COIN dengan BUMN, bank pelat merah, dan jaringan politik. Semuanya serba cepat dan kasat mata.

Sekitar November 2021, Andrew Hidayat selaku Founder MMS Group Indonesia (MMSGI) bersama Garibaldi (Boy) Thohir selaku Founder PT Trinugraha Thohir, menggunting pita peresmian Gedung Commodity Square di Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Semua tahu, Boy Thohir adalah kakak dari Menteri BUMN, Erick Thohir, sang penguasa BNI dan ratusan BUMN lainnya.

Sebelumnya, Corporate Secretary COIN, Indira Indah Prameshwari menyatakan, kasus hukum yang menimpa Andrew Hidayat, sudah diselesaikan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan hukum.

“Di sisi lain, pada saat melalui proses IPO, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) telah melalui proses due diligence baik dari aspek hukum, aspek keterbukaan informasi, serta aspek finansial oleh pihak otoritas yang berwenang,” beber Indira lewat surat klarifikasi, Jakarta, Sabtu (5/7/2025).

Sehingga, apabila PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) telah mendapatkan izin efektif dari otoritas yang berwenang, maka PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) telah mematuhi seluruh peraturan yang berlaku.

“Sesuai dengan keterbukaan informasi yang kami sampaikan ke otoritas  yang berwenang, bahwa Bapak Andrew Hidayat bukan pemilik manfaat akhir dari PT Indobara Utama Mandiri (IUM) dan tidak memiliki hubungan afiliasi atau keterlibatan dalam proses lelang tersebut,” ungkap Indira.

“Demikian surat klarifikasi atau hak jawab ini, kami sampaikan. Semoga menjadi perhatian serius bagi Pimpinan Redaksi dan Tim Media Inilah.com. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih,” pungkasnya.

Khusus jajaran Direksi COIN, didominasi kalangan jago finance dan eks petinggi BUMN. Misalnya posisi Presiden Direktur (Presdir) COIN ditempati Ade Wahyu yang jebolan WIKA Beton dan Jasa Marga. Dibantu 3 Direktur yakni Abraham Ardian Nawawi, Andri Prasetyo Martowardojo dan Putra Karuni.

Abraham Ardian Nawawi adalah eks Bukalapak. Sedangkan Adri Prasetyo Martowardojo mudah ditebak, dia adalah putra mantan Menteri Keuangan (Menkeu) sekaligus Gubernur BI, Agus Martowardojo yang kini menjabat Komut GOTO.

Pada Pemilu 2024, Adri Martowardojo mencoba peruntungan menjadi caleg PDIP di Dapil Kaltim I. Sayangya, pria kelahiran 27 April 1986 yang pernah kerja di Astra itu, belum beruntung. Sedangkan Putra Karunia, adalah mantan PwC dan COO CFX.

Anehnya, tak ada chief risk officer khusus di perusahaan ini. Padahal, risiko kripto terutama cyber dan compliance, cukup tinggi.