Friday, 24 January 2025

Kawah Ijen Kembali Dibuka, Keamanan Diperketat

Kawah Ijen Kembali Dibuka, Keamanan Diperketat


Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi kembali dibuka mulai 8 September 2024.

“Sudah ada surat edaran dari balai besar BKSDA tanggal 8 kemarin untuk dibukanya kembali TWA Kawah Ijen bagi wisatawan,” kata Kabid III BKSDA Wilayah III, Purwantono, Selasa (10/9/2024).

Walaupun sudah dibuka untuk umum, BKSDA mengimbau agar wisatawan tetap mentaati prosedur yang telah ditetapkan.”Jadi di sepanjang jalur pendakian sudah dipasang bendera terkait dengan zona keamanan. Mulai dari Paltuding sampai pondok bunder jalurnya sudah dipasangi bendera peringatan sampai dengan pos cemara 1,” bebernya.

Untuk bendera yang berwarna kuning artinya pengunjung diharapkan mulai hati-hati dengan memakai masker.”Untuk larangan atau zona bahaya ditandai dengan bendera merah. Untuk larangan turun ke dasar bawah juga sudah disampaikan pemasangan banner di tempat-tempat rawan,” urai Purwantono.

Kepolisian setempat baik Polresta Banyuwangi dan Polres Bondowoso juga sudah mengimbau kepada para pengunjung.”Pemasangan tanda pada zona tersebut sudah sesuai arahan dari kepolisian,” akunya.

Warga dan pengujung juga dilarang mendekati area kawah.”Di sana sudah ada batas zona sejauh radius 500 meter,” imbaunya.

Selain itu, petugas BKSDA juga standby di lokasi untuk mengimbau pengunjung agar taat prosedur dan aturan.”Kemudian juga sudah terpasang rambu dan banner yang dibuat dalam tiga bahasa. Yaitu Bahasa Indonesia, Inggris dan Cina,” ucapnya.

Dibukanya kembali TWA Kawah Ijen ini berdasarkan hasil kajian pihak-pihak terkait.

Sebab beberapa bulan lalu, Gunung Ijen terpantau erupsi dan statusnya naik ke level II atau waspada.

Kemudian beberapa waktu setelahnya, status Gunung Ijen berlangsung normal ke level I namun belum dibuka resmi.

Selain aktivitas yang meningkat, Kawah Ijen juga memakan korban saat wisatawan asal China tewas usai terjatuh ke dalam kawah saat berwisata bersama rombongan.

Ivan Setyadhi