MarketNews

Kereta China Transit di Padalarang, Pengembang Lirik Potensi Bisnis

Kalangan pengembang sangat berharap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang transit di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar), segera rampung.

Country Manager Rumah.com, Marine Novita, Jakarta, Kamis (11/11/2021), mengatakan, keputusan KCJB menjadikan Stasiun Padalarang sebagai stasiun penghubung karena pertimbangan demografi, komersial, dan infrastruktur area Padalarang yang memadai serta untuk menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian barat. “Keputusan ini dapat mengembangkan kawasan sekitar, dimana lokasi tersebut berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang tengah berkembang pesat,” kata Marine.

Kabupaten Bandung Barat sebagai wilayah yang secara resmi berdiri pada tahun 2007 kini tengah menggeliat dan berkembang sangat cepat. Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 1.305,77 kilometer persegi dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Ngamprah yang terletak di jalur Bandung-Jakarta.

“Perkembangan pesat wilayah KBB mulai terasa sejak tahun 2000, dengan pengembangan Kota Baru Parahyangan (KBP) sebagai proyek hunian kota satelit seluas 1.250 hektare yang menjadi komplek hunian terbesar di wilayah Bandung Raya. Beberapa komplek hunian lain juga muncul di lokasi yang berdekatan. Beberapa titik di wilayah KBB yang mengalami perkembangan paling cepat adalah Padalarang, Lembang, dan Ngamprah,” kata Marine.

Hingga awal November ini progresnya telah mencapai sekitar 80 persen dan ditargetkan bisa beroperasi pada akhir 2022. Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang lintasan 142,3 kilometer dan semula direncanakan untuk berangkat dari Stasiun Halim di Jakarta, singgah di Stasiun Karawang, lalu Stasiun Walini di Bandung Barat, dan berakhir di Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung.

Namun, belakangan Stasiun Walini ditunda dan Kereta Cepat akan transit di Stasiun Padalarang sebagai penghubung menuju kota Bandung sebelum akhirnya sampai di Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung. Marine menjelaskan, data-data menunjukkan potensi investasi maupun hunian pribadi di Kabupaten Bandung Barat. Salah satu indikatornya, Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) untuk indeks harga rumah di Bandung Barat belum merangkak naik

Pada Q3 2021, indeks harga rumah di Bandung Barat mengalami penurunan sebesar 3,2 persen (quarter-to-quarter). Sedangkan secara tahunan, indeks harga rumah di Bandung Barat juga turun cukup signifikan sebanyak 9 persen (year-on-year). Kendati demikian, penurunan dari sisi indeks harga tidak terjadi untuk indeks suplai yang justru meningkat tajam.

Pada Q3 2021 indeks suplai rumah mengalami kenaikan sebesar 23,5 persen secara kuartalan dibandingkan Q2 2021. Bahkan yang lebih menarik adalah indeks suplai rumah di Bandung Barat berhasil meningkat sebanyak 111,2 persen secara tahunan,” terang Marine.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button