News

Istana Dituding Intervensi KPU, Jokowi Merasa Jadi Kambing Hitam

Presiden Jokowi merasa jadi kambing hitam. Pasalnya marak tudingan yang menyebut Istana mengintervensi KPU terkait proses verifikasi partai politik (parpol).

Menurutnya, jabatan presiden paling sering menjadi sasaran tembak. Tak terkecuali soal kisruh verifikasi parpol peserta pemilu.

“Paling enak itu memang mengambinghitamkan, menuduh Presiden, Istana, Jokowi, paling enak itu,” kata Jokowi, saat memberikan sambutan dalam Hari Ulang Tahun Ke-16 Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Jakarta, Rabu.

“Paling mudah dan paling enak,” lanjutnya.

Dia menegaskan Istana tidak campur tangan dalam urusan KPU yang menurutnya independen. Isu kecurangan verifikasi parpol menjadi panas lantaran adanya narasi intervensi presiden.

“Itu kan sebetulnya urusannya KPU, urusannya KPU itu, tetapi yang dituduh-tuduh karena tidak lolos langsung tunjuk-tunjuk, itu Istana ikut campur, kekuatan besar ikut campur, kekuatan besar intervensi,” tambah Jokowi.

Diketahui, dari total 18 parpol yang mengikuti tahapan verifikasi faktual, sebanyak 17 partai politik dinyatakan lolos. Satu parpol yakni, Partai Ummat, dinyatakan tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2024.

“Saya itu enggak ngerti apa-apa masalah ini. Ini kan total 100 persen urusannya KPU. Bukan urusan siapa-siapa, KPU itu independen. Jadi, tidak bisa yang namanya kita itu ikut-ikutan, mengintervensi apalagi, endak ada,” ucapnya.

Saking gemasnya dengan tudingan mengintervensi KPU, Jokowi berseloroh, jangan-jangan ketika parpol gagal membentuk koalisi, lantas menuding keterlibatan Istana.

“Gagal koalisi nanti yang dituduh Istana lagi. Ini Istana ini, Istana, Istana. Padahal, kita itu tidak ngerti koalisi antarpartai, antarketua partai yang ketemu,” selorohnya.

Jokowi juga menyinggung bakal jadi sasaran tembak lagi apabila nantinya ada tokoh yang tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden.

“Mungkin, untuk pilpres, nanti bisa seperti itu lagi. Ada orang atau tokoh yang ingin sekali dapat kendaraan supaya bisa mencalonkan, ternyata tidak bisa. Tuduh lagi Presiden ikut-ikutan, Istana ikut-ikutan, kekuatan besar ikut-ikutan.”

“Lha urusannya apa dengan saya? Hati-hati karena ini yang ingin ikut pilpres kan banyak, padahal calonnya tidak tahu bisa empat pasang, tiga pasang, atau dua pasang. Enggak ngerti kita,” kata Presiden.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button