News

Ketua ASFA Foundation Syafruddin Bawa Misi Diplomasi Budaya ke Xinjiang China

Sebagai bagian dari misi diplomasi budaya dan keagamaan, delegasi dari Yayasan ASFA Foundation, yang dikepalai oleh Komjen Pol (P) Dr. Syafruddin Kambo, baru-baru ini melakukan kunjungan ke prefektur Kashgar di daerah otonom Xinjiang Uyghur, China. Kunjungan ini adalah bagian dari usaha bersama untuk meningkatkan hubungan antarbangsa melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pengertian budaya.

Delegasi diterima dengan sambutan hangat oleh Imam Masjid Id Kah, Mehmet Jumah. Rombongan diajak mengelilingi masjid tersebut dan diberikan penjelasan mengenai latar belakang sejarah dan keagamaan dari salah satu masjid terpenting di dunia muslim. 

“Masjid Id Kah bukan hanya bersejarah bagi umat Muslim di China tetapi juga penting dalam konteks global, terutama karena lokasinya yang strategis di jalur sutera kuno,” kata Syafruddin dalam keterangannya, Selasa (17/10/2023).

post-cover

Salah satu fokus utama dari misi ini adalah untuk mengembangkan SDM. ASFA Foundation berencana untuk membuka peluang pendidikan bagi pelajar dari Xinjiang di pesantren-pesantren di Indonesia dan sebaliknya. 

“Ini adalah upaya untuk mencapai SDM yang unggul dan membuka jembatan pengertian antara dua budaya,” ungkap mantan wakil kepala Polisi tersebut, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia.

Delegasi juga berkesempatan untuk mengunjungi kota Kashi, dikenal juga sebagai Kashgar, sebuah kota yang penuh dengan peninggalan arkeologis dan telah menjadi kota wisata yang mendatangkan turis dari berbagai belahan dunia.

post-cover

Syafruddin turut menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari upaya lebih besar untuk membangun SDM antarnegara. 

“Tujuan kita adalah menciptakan sumber daya manusia yang unggul demi mencapai Indonesia Emas 2045,” katanya. 

Mantan menpan-RB tersebut juga menyoroti bahwa China, sebagai negara yang telah melakukan transformasi signifikan, menawarkan banyak pelajaran, terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terkait persepsi negatif mengenai Islam di Xinjiang, ia menyatakan, “Persepsi itu hanya sebagian kecil dan saudara-saudara kita di sini, pada kenyataannya, hidup sangat baik dan harmonis,” ungkapnya.

post-cover

Kunjungan ini diharapkan tidak hanya akan memperkuat hubungan antara Indonesia dan China dalam bidang keagamaan dan budaya, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan SDM yang unggul.

Selain itu turut hadir tokoh dan ulama yang mendampingi Syafruddin di antaranya:

1.Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Koordinator Staf Ahli Menteri Agama RI, Dr. KH. Ali Hasan Bahar, MA.

2.Rektor Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Ponorogo, Cendekiawan Muslim, Prof. Dr. KH. Hamid Fahmi Zarkasyi.

3.Waketum Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia, Dewas Syariah Majelis Pendayagunaan Wakaf Muhammadiyah, Dewan Pakar Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah, Dr. KH. Anang Rikza Masyhadi, MA.

4.Sekjend Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM), Pengasuh Pondok Pesantren Termas Pacitan Jatim, Ulama Nahdhotul Ulama (NU), KH. Lugman Harist Dimyati.

5.Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Cendikiawan Muslim, Prof. Dr. Sangidu Assofa.

6.Ketua Forum Silaturahmi Kyai Muda Se-Jawa Tengah (FSKM), Akomadhien Shofa.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button