News

Kisah Syakur, Sang Pemimpin di Tengah Kobaran Api Plumpang

Matanya memerah perlahan kala menceritakan kembali sebuah peristiwa yang diharapkan tidak pernah terjadi lagi. Pria berusia 37 tahun ini merenung sesekali di sela-sela kalimatnya. Dia adalah Ketua RW 09, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara Abdus Syakur yang menyaksikan langsung terjadinya kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jumat malam (3/3/2023).

“Ketika ledakan itu, saya ada di lokasi. Saya berada di bawah api,” kaya Syakur kepada Inilah.com di kantornya, Jakarta Utara, Sabtu (11/3/2023).

Ia duduk sambil bersandar di kursinya dan selanjutnya menceritakan momen menegangkan sekaligus tragis itu.

Pikirannya sontak mengingat kembali malam ketika kobaran api besar menyapu pemukiman warganya. Mulai pukul 20.11 WIB, Syakur sibuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang memberinya amanah sebagai pemimpin wilayah setempat.

“Saya melihat di sana itu warga saya bergelimpangan di jalan dengan luka bakar,” ucap dia dengan nada rendah.

Syakur tak pernah menyangka malam yang biasanya diterangi lampu permukiman warga itu harus benderang akibat si jago merah. Ketika semua orang berlarian menjauhi api untuk menyelamatkan diri, Syakur justru hanya mengingat janjinya pada Tuhan untuk bertanggung jawab terhadap warganya. Dia mendekati api dengan peralatan seadanya.

“Saya bahkan enggak ingat anak istri lagi,” ucap Syakur.

“Saya angkat-angkat (korban), saya melihat sendiri warga saya hangus kebakar,” katanya sembari mengusap wajah dengan kasar.

Lelaki itu berusaha untuk tegar ketika dia hanya memiliki banner yang biasanya terpajang di dinding pembatas pemukiman warga dengan Depo Pertamina untuk mengangkat korban dari panasnya api malam itu.

“Saya itu di bawah api langsung mengangkat warga saya. Ada banner saya copot, ada tiker saya pakai untuk angkat (korban). Pakai gerobak puing itu saya mengangkat korban. Bisa dibayangkan seperti apa kekacauan malam itu,” tutur Syakur.

Dia mengaku tak akan pernah melupakan ketika seorang warganya terkena api di sekujur tubuh dan berteriak minta tolong sambil berlari. Syakur menyesali fakta bahwa saat itu dia tidak bisa berbuat banyak untuk membantu warganya.

“Semoga dosa korban diampuni semuanya,” kata dia.

Usai berdiam beberapa saat, Syakur menunjukkan kegusarannya. Sebab, dia meyakini bahwa Pertamina menjadi satu-satunya pihak yang seharusnya bertanggungjawab atas korban meninggal, luka-luka, dan yang masih dinyatakan hilang.

Untuk itu, dia mengaku akan terus memperjuangkan hak warganya yang harus kehilangan harta, benda, dan sanak keluarganya. Syakur mengaku akan terus mendorong Pertamina untuk bertanggung jawab atas kebakaran tersebut.

“Saya pastikan, selama saya menjabat, saya akan bertanggungjawab kepada warga saya. Saya enggak mau main-main masalah ini,” ucap Syakur tegas.

Perlu diketahui, warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang menuntut pertanggungjawaban penuh dari Pertamina atas korban yang meninggal dunia dan luka-luka. Selain itu, warga juga meminta adanya tanggung jawab Pertamina atas kerugian materiel.

Kemudian, warga juga meminta Pertamina melakukan rehabilitasi terhadap bangunan yang turut terbakar dan relokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina agar tidak lagi berada di tengah permukiman warga.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button