News

Konferensi HAM 2022, Fokus Peran Pemerintah Daerah dalam Penegakan Hak Asasi

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bersama Kantor Staf Presiden (KSP), dan Infid menyelenggarakan Konferensi HAM pada 18-20 Oktober 2022 di Hotel Royal Kuningan, Jakarta.

Pada tahun ini, konferensi HAM atau yang pada tahun-tahun sebelumnya disebut sebagai festival HAM mengusung tema Memperkokoh Keragaman dan Inklusi Mewujudkan Indonesia yang Tangguh dan Harmonis.

Mungkin anda suka

“Yang datang langsung besok itu kira-kira ada sekitar 500 orang, selebihnya akan mengikuti kegiatan ini secara online dari berbagai penjuru Indonesia terutama tentu dari pemerintah daerah. (Mereka) diberikan satu ruang yang seluas-luasnya besok itu sampai tanggal 20 karena memang konferensi HAM ini membahas lebih fokus kepada peran pemerintah daerah (pemda) dalam pengarusutamaan norma-norma atau nilai-nilai HAM,” terang Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di Kantor Komnas HAM, Selasa (18/10/2022).

Ia juga menyinggung bahwa keterlibatan pemda dalam hal ini adalah karena posisi pemda yang sehari-hari berhadapan langsung dengan masyarakat, khususnya dalam hal seputar HAM. “Jadi tiap-tiap individu warga negara kita memiliki hak atas HAM, dan yang yang paling terdepan untuk menjawab tantangan HAM seluruh warga negara Indonesia, sebetulnya itu adalah pemda,” ungkapnya.

Tidak hanya pemda, Komnas HAM juga akan melibatkan peran kelompok masyarakakt sipil yang bekerja dalam memperjuangkan HAM.”Besok akan kita mintakan juga (mereka untuk) berpartisipasi semaksimal mungkin, menyampaikan juga pandangan mereka, pengalaman mereka, dan tentu saja harapan-harapan mereka tentang bagaimana pemajuan dan perlindungan HAM untuk masa yang akan datang,” jelasnya.

Taufan juga menyinggung bahwa nantinya dalam rangkaian acara konferensi HAM yang berlangsung selama tiga hari ini, akan membicarakan pula mengenai krisis secara global.

“Sekali lagi tujuannya untuk menjawab tantangan masa depan kita bersama yang juga tantangan globalnya itu luar biasa. Apalagi dalam situasi sekarang, krisis sudah mulai sejak pandemi 2,5 tahun lalu, sekarang tambah lagi ada situasi konflik politik, konflik perang di berbagai tempat, tentu saja tantangan paling besar bagi kita semua adalah bagaimana kita bisa menghadapi krisis yang bukan lagi di depan mata, melainkan sudah mulai kita alami,” terang Taufan.

Sehingga ia berharap melalui konferensi ini, seluruh pihak dapat berkontribusi dan menghasilkan solusi untuk keluar dari krisis.”Kita keluar dari krisis dengan menyatukan keragaman itu, itu adalah tantangan paling besar. Mudah-mudahan dua hari konferensi HAM ini, semua pihak bisa berkontribusi,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button