KONI Beri Lifetime Achievement untuk Legenda Bulu Tangkis Indonesia

Indonesia terkenal gudangnya pemain bulu tangkis berprestasi kelas dunia. Namun, mungkin sudah banyak yang lupa nama Tan Joe Hok. Padahal, dia adalah legenda bulu tangkis Indonesia.

Atas dedikasinya, KONI Pusat memberikan penghargaan seumur hidup atau Lifetime Achievement kepada Tan Joe Hok. Penghargaan ini diberikan langsung Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman di Jakarta, Jumat (12/11/2021).

Informasi saja, Tan Joe Hok adalah salah satu atlet yang mampu mencatatkan sejarah dalam olahraga prestasi nasional. Pria yang kini berusia 84 tahun itu, menjadi salah satu pionir yang berjasa memboyong Piala Thomas pertama Indonesia pada 1958.

Selain itu, Tan Joe Hok adalah penyumbang gelar All England pertama Indonesia pada 1959, peraih medali emas pertama di ajang Asian Games pada 1962. “Tan Joe Hok sudah juara saat Indonesia baru merdeka beberapa tahun, tetapi olahraga mengangkat bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. Indonesia terangkat karena prestasi atlet-atletnya,” kata Marciano Norman sebagaimana dilansir laman gerakita.com, Jumat.

“Kami memberikan KONI Lifetime Achievement Award in Sport kepada Bapak Tan Joe Hok sebagai rasa hormat dan bangga kami atas prestasi yang beliau capai, yang sampai hari ini memotivasi atlet-atlet Indonesia untuk juga bisa mencapai prestasi, yang dulu di masa sulit pun, Indonesia sudah berjaya,” tuturnya.

Atas penghargaan ini, Tan Joe Hok menyampaikan apresiasinya. Ia tak lupa mempersembahkan penghargaan tersebut kepada rekan-rekan seperjuangan yang telah wafat.

“Saya megucapkan terima kasih atas undangannya, atas penghargaan kepada saya, tidak hanya untuk saya saja, tetapi teman-teman saya yang sudah almarhum. Ini suatu penghargaan yang tidak bisa dinilai oleh apa pun,” ucapnya.

Selanjutnya dia berpesan para atlet muda Indonesia, agar tak mudah menyerah apabila ingin mengejar prestasi. Kondisi saat ini, menurutnya, jauh lebih mudah ketimbang di eranya yang penuh dengan keterbatasan.

“Adik-adik kalau mau latihan bulu tangkis bisa di hall, zaman saya tidak. Istilahnya pinggirannya bambu, lantainya lantai tanah, lampunya pakai petromaks, toh bisa apalagi sekarang. Jadi kuncinya kita harus gigih, kita harus berani capek,” ucapnya.

 

Exit mobile version