Kanal

Kunci Kemenangan Maroko: Doa dan Restu Orang Tua!

Maroko bukanlah favorit di Piala Dunia 2022. Tetapi dengan mencapai babak 16 besar untuk pertama kalinya sejak 1986, mereka telah menggetarkan hati para penggemar sepak bola di negeranya dan dunia. Di balik kesuksesan tim ini, ada doa dan restu orang tua yang selalu mengiringinya.

Pada Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar, Tim Maroko tidak diunggulkan. Namun tim dari benua Afrika ini membuktikan dirinya sebagai kuda hitam dan diperhitungkan lawan-lawannya. Mereka sukses melenggang ke perempat final usai mengalahkan Spanyol, Selasa (6/12/2022).

Maroko bisa menahan imbang Spanyol hingga dua kali babak tambahan. Dalam adu penalti, kiper Maroko Yassine Bounou menjadi pahlawan dengan menggagalkan tiga eksekutor penalti Tim Matador. Sebelum melenggang ke 16 besar, Maroko juga mampu menjungkalkan tim papan atas, Belgia, di fase grup.

Apa kunci kesuksesannya? Ada moment menarik setelah tim ini mengejutkan dunia sepak bola dengan mengalahkan favorit pra-turnamen Belgia 2-0 dalam pertandingan Grup F, bek sayap Paris Saint-Germain Achraf Hakimi langsung menuju ibunya di tribun. Pelukan dan cubitan pipi mereka menjadi viral di seluruh platform media sosial. Pesepakbola berusia 24 tahun itu kemudian memposting foto Instagram dirinya sedang mencium kening ibunya dengan tulisan ‘I love you, Mom’.

Maroko Restu Orang Tua

Ibu Hakimi bukan satu-satunya orang tua pesepakbola Maroko yang pergi ke Qatar untuk mendukung putranya di Piala Dunia 2022. Atas instruksi pelatih Walid Reragui dan presiden Federasi Sepak Bola Maroko Fouzi Lekjaa, anggota keluarga yang dipilih oleh semua anggota skuat Maroko berhak mendapatkan perjalanan all-inclusive ke Qatar.

Akibatnya, basecamp Maroko di hotel Wyndham Doha West Bay terasa seperti perkemahan musim panas yang dikelola para orang tua. Bagi beberapa orang, seperti ibunda Reragui, Fatima, perjalanan itu merupakan kesempatan sekali seumur hidup.

“Sepanjang karirnya sebagai pemain dan sebagai pelatih, saya tidak pernah bepergian untuk menonton anak saya,” katanya kepada saluran olahraga Maroko, Arriyadia. “Saya telah tinggal di Prancis selama lebih dari 50 tahun dan ini adalah kompetisi pertama saya meninggalkan Paris,” tambah Fatima seperti dikutip dari Aljazeera.

Suasana positif di dalam tim Maroko itu memang sengaja didesain oleh Regragui. Pelatih berkepala plontos itu menyadari orang tua punya peran besar bagi para pemain. “Sukses kami tak mungkin tercapai tanpa kebahagian orang tua,” ujar Regragui.

Unggahan di media sosial yang menghangatkan hati dan menciptakan energi positif adalah bagian dari strategi Reragui untuk mendapatkan keuntungan tak berwujud yang akan mendorong kinerja pemain di lapangan.

Dukungan diaspora

Selain dukungan orang tua, ada elemen lain dari ramuan ajaib yang membawa harapan Maroko. Ini adalah banyaknya suporter Maroko yang menjadikan stadion Qatar sebagai rumah kedua mereka.

Sedikitnya 15.000 orang Maroko tinggal di Qatar dan beberapa ribu lainnya, dari seluruh dunia, telah melakukan perjalanan ke Piala Dunia pertama yang diselenggarakan di kawasan Arab. Tentu saja ini menciptakan suasana yang bisa menciptakan intimidasi bagi siapapun tim lawan di setiap pertandingan penyisihan grup mereka.

Mungkin contoh dukungan tuan rumah yang paling relevan membantu tim ‘Singa Atlas’ datang di tahap akhir pertandingan melawan Belgia. Setelah unggul 1-0 dengan sisa waktu 15 menit, Maroko bersiap meredam tekanan dan melancarkan serangan balik. Seandainya Piala Dunia diadakan di Eropa atau Amerika Selatan, di mana dukungan tuan rumah akan jauh lebih sedikit, 15 menit itu bisa terasa seperti satu jam.

Sebaliknya, hiruk-pikuk peluit dan ejekan menghujani para pemain Belgia di Stadion Al Thumama setiap kali mereka menguasai bola. Raungan katarsis meletus dari tribun setiap kali bola berhasil dihalau. “Saya bersumpah kepada Tuhan jika para pendukung tidak ada di sini, kami tidak akan melaju ke babak berikutnya!” seru Reragui, usai pertandingan final group play.

Tentu, itu tidak mengurangi kualitas para pemainnya sendiri, yang mengungguli tim Arab lainnya di Piala Dunia. Namun sebelum pertandingan babak 16 besar melawan Spanyol, permintaan tiket sangat tinggi sehingga federasi sepak bola Maroko membeli 5.000 tiket ekstra untuk suporter.

Peran doa dan restu orang tua

Negara yang terletak di wilayah pegunungan Afrika Utara bagian barat yang berada di seberang Selat Gibraltar dan dekat dengan Spanyol itu mayoritas menganut agama Islam.

Dikutip dari state.gov, Pemerintah AS memperkirakan total populasi Maroko sebesar 36,4 juta (pertengahan tahun 2021). Lebih dari 99 persen populasi adalah Muslim Sunni, dan kurang dari 0,1 persen populasi adalah Muslim Syiah. Kemudian kurang dari 1 persen memeluk agama Kristen, Yahudi, dan Baha’i.

Mengingat banyaknya penganut ajaran Islam di Maroko, tak heran jika mereka sangat meyakini tentang mujarabnya doa restu dan orang tua kepada anaknya. Menarik mengungkapkan pendapat Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi, bahwa perhatian dan doa orang tua memiliki pengaruh luar biasa atas tumbuh berkembangnya anak.

“Benar apa yang disimpulkan penelitian Asosiasi Psikolog Amerika (APA) yang menyatakan bahwa ketiadaan peran orang tua (the absence of parents) memiliki pengaruh negatif terhadap proses perkembangan psikologi anak,” katanya, dalam sebuah tulisannya.

Menurutnya, doa orang tua adalah modal utama kesuksesan seorang anak. Karena itu bagi orang tua, jangan pernah lalai mendoakan anak-anaknya. Sementara bagi anak, jangan anggap remeh peran doa orang tua. Kalau kita sudah sukses, yakinilah bahwa dalam kesuksesan ada doa orang tua sebagai ruh kesuksesan itu sendiri.

Bagi kalangan Muslim meyakini firman Allah bahwa, berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan. Siapapun mukmin yang berdoa kepada Allah, Dia akan mengabulkannya. Apalagi jika yang berdoa adalah orang tua dan yang didoakan adalah anaknya.

Dalam sejumlah hadits, Rasulullah menegaskan bahwa doa orang tua untuk anaknya adalah doa yang akan dikabulkan. “Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa musafir dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud; hasan). “Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi; shahih)

Bercermin dari kesuksesan timnas Maroko, tentu saja, orang tua tanpa disuruh dengan ikhlas dan sepenuh hati pasti memberikan doa terbaiknya buat anak-anaknya. Orang tua adalah yang paling banyak mengalirkan air mata untuk anak dan masa depannya. Lalu, sudahkah kita berbuat untuk orang tua kita?

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button