News

Kurang Dijamah Parpol, Wajar Anak Muda Bersikap Apolitis

Peran anak muda sangat signifikan pada Pemilu 2024, namun banyak dari kalangan pemuda yang bersikap kurang suka dengan politik bahkan tak sedikit yang apolitis.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan salah satu contoh bukti sikap apolitis tercermin dari cara anak muda memandang partai politik.

Menurutnya, di mata kebanyakan anak muda partai politik dinilai tidak ada kerjanya. Kalaupun bekerja, tutur dia hanya lima tahun sekali yakni menjelang gelaran pesta demokrasi saja.

“Kita tanya, kenapa enggak mau dekat dengan partai politik tertentu, katanya partai itu bekerjanya hanya lima tahun sekali,” kata Adi Prayitno dalam Talkshow Harlah Emas PPP ke-50 di Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2023).

Pandangan itu, sambung dia, lahir karena ada kontribusi tidak langsung dari para partai politik. Pasalnya, selama ini anak muda kurang dilibatkan dalam kegiatan partai politik.

Adi menilai wajar jika kebanyakan anak muda cenderung bersikap apolitis karena memang kurang disentuh. “Kenapa anak muda itu alergi dengan partai? Karena mereka tidak dijamah, tidak diikutsertakan,” tambahnya.

Maka dari itu, ia menyarankan agar lebih sering mengenalkan politik ke anak muda dengan mengadakan pertemuan tatap muka sehingga lahir diskusi-diskusi.

Bagaimanapun juga, tutur Adi, kita hidup di Indonesia selalu berhubungan dengan hal-hal politik, cara pikir seperti ini perlu ditanamkan ke pemuda. “Jadi sering-sering berkumpul dengan mereka itu bagus sekali,” tandasnya.

Sekadar informasi, suara para pemilih pemula dan muda dalam pemilu di Indonesia belum pernah sepenting dan sesignifikan saat ini. Menurut survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis pada Januari 2023, menunjukkan bahwa proporsi pemilih muda berusia 17-39 tahun diprediksi mendekati 60 persen, terdiri dari generasi Z (17-23 tahun) dan milenial (24-39 tahun).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button