News

Lawan Disinformasi Pemilu, Bawaslu Gandeng Google, WhatsApp dan Twitter

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja mengaku pihaknya telah berkolaborasi dengan sejumlah platform digital, di antaranya Google, WhatsApp, dan Twitter untuk mencegah maraknya disinformasi dan hoaks pada Pemilu 2024.

Bagja mengungkapkan, sekitar 77 persen penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dan diprediksi 53 persen pemilih Pemilu 2024, dari kalangan berusia 17-35 tahun yang notabene melek internet. Tentu sangat memungkinkan terjadinya disinformasi saat kontestasi pemilu. Bagja menegaskan dengan adanya disinformasi akan secara langsung menurunkan kualitas pemilu.

Mungkin anda suka

“Pemilu tidak bagus, penuh kecurangan, A B C D. Bahkan orang memilih itu lebih dimotori atau dilatarbelakangi pilihan emosional, bukan rasional jadi kualitas pemilu mau tidak mau akan sangat bermasalah jika disinformasi kita aminkan, sehingga kami rasa harus dilakukan pengawasan dan perlawanan terhadap disinformasi,” kata Bagja saat ‘Diskusi Publik Kolaborasi Lindungi Pemilu Dari Ancaman Disinformasi’ secara virtual, di Jakarta pada Senin, (17/04/2023).

Salah satu upaya pencegahan disinformasi yang dilakukan oleh Bawaslu dengan cara membangun komunikasi dengan platform digital seperti Google. Ia menjelaskan kolaborasi dengan Google berguna untuk membantu pemilih agar mengetahui alamat kantor penyelenggaraan pemilu dan pengecekan lokasi TPS terdekat.

Tak lupa juga, sambung dia, sebagai digital literasi untuk memastikan kebenaran dari sebuah informasi pemilu. “Dengan Google, pengembangan kapasitas jajaran pengawas pemilu, digital literasi dan google map point alamat kantor penyelenggaraan pemilu dan TPS,” ujar Bagja

Bagja juga memaparkan bahwa pihaknya turut berkoordinasi dengan WhatsApp (WA) guna pengawasan yang terbuka, terkait disinformasi pemilu. Meninjau dari maraknya pertarungan disinformasi menggunakan Platform ini. “Mungkin banyak dari WA group dan pertarungan disinformasi itu terjadi dengan kasat mata pada media sosial seperti whatsapp group,” jelas Bagja

Lebih lanjut, platform Twitter juga bekerjasama dengan Bawaslu terutama dalam pemberian akses percakapan terkait saat pemilu sebagai mitigasi penyebaran disinformasi pemilu di Twitter.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button